5 Fakta Mobil Presiden Dihadang, Respon Iriana Jokowi hingga Kasus PHK Pekerja AMT & Pertamina
5 Fakta Mobil Presiden Dihadang, Respon Iriana Jokowi Hingga Kasus PHK Pekerja AMT & Pertamina, Simak ulasan lengkapnya berikut ini
Penulis: Umar Agus W
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
5 Fakta Mobil Presiden Dihadang, Respon Iriana Jokowi Hingga Kasus PHK Pekerja AMT & Pertamina
TRIBUNNEWS.COM - Iring-iringan mobil Presiden Joko Widodo (Jokowi) dihadang oleh massa pada Rabu (13/2/2019) malam.
Diduga massa yang tergabung dalam Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (SP-AMT), menghadang mobil Jokowi terkait dengan PHK 1.095 AMT.
Penghadangan itu membuat mobil Jokowi pun sempat terhenti dan menemui Presiden Jokowi beserta Ibu Negara Iriana Jokowi.
Berikut Tribunnews.com merangkum fakta-fakta dari hal tersebut dari TribunJakarta & Tribun Bisnis:
1. Kronologi
Insiden penghadangan mobil Jokowi itu terjadi pada pukul 18.54 WIB di dekat Taman Pandang Istana, Jakarta Pusat.
Baca: Mobil Jokowi Dihadang Massa Demonstran di Depan Istana, Lima Orang Pingsan
Massa dari SP-AMT telah bertahan di depan Istana Negara berminggu-minggu, akhirnya menerobos iring-iringan mobil Jokowi yang dijaga oleh Paspampres.
Mengutip dari Tribun Jakarta , Salah seorang istri dari pendemo terpantau berhasil menemui Jokowi dan berbincang dengan Presiden serta Iriana Jokowi yang bertahan di dalam mobil tersebut.
Sekitar 15 hingga 20 Menit iring-iringan Presiden tersebut sempat terhenti oleh sejumlah demonstran.
Akibat dari kericuhan serta aksi saling dorong antara massa dan paspampres yang bertugas membuat 5 orang pingsan.
Empat orang di antaranya kini sudah siuman setelah menerima perawatan dari Dinas Kesehatan DKI.
Sementara satu orang lainnya yang dikabarkan terinjak sudah dibawa oleh sebuah mobil Avanza, yang menurut petugas mobil dari pendemo.
2. Pengakuan Istri Pendemo yang Berhasil Temui Jokowi & Iriana
Satu di antara istri pendemo berhasil menghampiri mobil tersebut dan mengobrol dengan Jokowi.
Wanita itu bernama Dewi Sriyanti, ia mengatakan saat itu ia meluapkan semua hal yang ia rasakan selama ini.
"Ya saya langsung ngomong jika suami kami belum kerja, kami di sini (depan Istana) kelaparan, sudah nggak punya apa-apa, anak kami sudah gak sekolah mau sampai kapan kami begini pak?" katanya saat dikonfirmasi oleh Tribun Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Ia menjelaskan saat itu Jokowi merespon bahwa iya tahu akan hal itu.
"Iya dia beliau menjawab, iya saya tahu," ujarnya.
Baca: Saran dari Pengamat untuk Jokowi dan Prabowo dalam Debat Kedua Mendatang
"Mohon secepatnya selesaikan masalah AMT kami Pak, kami sudah tidak punya apa-apa, kami sudah kelaparan dan anak tidak sekolah," jelasnya saat itu pada Jokowi.
3. Respon Iriana Jokowi
Dewi Sriyanti, istri pendemo yang berhasil menemui Jokowi dan Iriana mengatakan jika Ibu Negara memang berada di dalam mobil tersebut.
Ketika berhasil mengobrol dan menyampaikan keluhannya tersebu Dewi menuturkan jika Iriana terlibat tersentuh dengan masalah yang ia sampaikan.
Tak hanya itu saja, Iriana juga merespon keluhan yang disampaiakn oleh Dewi.
Baca: Moeldoko Sebut Demo Awak Mobil Tangki Pertamina Salah Sasaran, Jangan Semuanya ke Presiden Jokowi
"Ibu Iriana juga menjawab, 'iya bu sabar Insyaallah selesai ya bu', terang dia.
"Beliau merespon sangat baik, bahkan beliau kayak agak-agak nangis gitu karena saya benar-benar memohon sangat dan saya ngomong nggak mau lewat perantara-perantara, kami sudah sering dimodus-modusin oleh perantara," tambah dia.
Dewi mengungkapkan Jokowi berjanji padanya bahwa hal tersebut akan selesai secepatnya.
"Iya nanti saya selesaikan sendiri, Insyaallah secepatnya selesai," tutur Dewi seraya mengulang ucapan Jokowi padanya.
4. Massa Sebelumnya Sudah Berdemo
Untuk diketahu hal serupa juga pernah di lakukan oleh Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (SP AMT).
Mengutip dari Tribun Bisnis, Massa yang tergabung SP AMT menggelar aksi long march dari Plumpang menuju ke depan istana Negara dan dilanjutkan dengan demonstrasi.
Hal ini terjadi seiring dengan keluarnya keputusan PTUN Nomor Perkara 154/G/2018/PTUN-JKT dan Nomor Perkara 161/G/2018/PTUN-JKT pada tanggal 8 Januari 2019.
Dalam putusannya tersebut berisi membatalkan Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Kementerian Nomor: Kep.21/PNKJ/IV/2018 tanggal 16 April 2018 dan Penetapan Sudinaker Jakarta Utara Nomor 402/2017.
Baca: Kronologis Iring-iringan Mobil Jokowi Diterobos Pengunjuk Rasa di Depan Istana Negara
“Tuntutan-tuntutan ini adalah tuntutan yang sudah dibatalkan oleh PTUN,"
"dimana salah satu butir tuntutan para AMT yakni menyangkut tuntutan untuk menaikkan status para AMT dari pegawai outsorcing menjadi pegawai tetap di PT Pertamina Patra Niaga adalah hal yang tidak mungkin dilakukan saat ini," ujar kata Mamit Setiawan, Direktur Executive Energy Watch dalam keterangan tertulisnya Senin (4/2/2019) saat mengutip dari Tribun Bisnis.
Serikat Pekerja (SP) AMT menyuarakan empat tuntutan yakni Pertama, meminta segera dibayarkan upah lembur yang belum dibayarkan sesuai nota sudinaker dan Kementerian Tenaga Kerja dan upah proses selama di-PHK.
Kedua, mempekerjakan kembali 1.095 AMT yang di-PHK massal dan secara sepihak.
Ketiga, pengangkatan sebagai karyawan tetap di PT. Pertamina Patra Niaga dan PT. Elnusa Petrofin, sesuai dengan nota sudinaker yang sudah disahkan oleh pengadilan.
Keempat, para AMP meminta pembayaran hak pensiun bagi pekerja yang lanjut usia sesuai perundang undangan yang berlaku.
5. Respon Pertamina
Terkait dengan demo yang dilakukan oleh SP AMT, pihak Pertamina melalui manajemennya pun buka suara.
Manajemen PT Garda Utama Nasional (PT GUN) menyatakan, demo mantan awak mobil tangki (AMT) di Istana Merdeka beberapa waktu lalu salah alamat.
Pihak Manajemen mengatakana jika PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga yang sering disebut dalam aksi ratusan massa tersebut, sama sekali tidak terkait dengan mantan AMT.
Baca: Iriana Jokowi Nyaris Menangis Mendengar Keluhan Seorang Ibu yang Menghampiri Mobilnya
“Kami tegaskan bahwa mereka adalah mantan karyawan kami, PT GUN,"
"Mereka sama sekali tidak berhubungan dengan Pertamina maupun Pertamina Patra Niaga,"
"Jadi demo mereka salah alamat,” tegas Manajer Human Resources Departement PT GUN Hernovan dalam keterangannya yang dikirimkan kepada tribunnews.com, Rabu (16/1/2019).
Kalaupun ‘terkait’ dengan Pertamina atau Pertamina Patra Niaga, lanjut Hernovan, tak lain karena para pengunjuk rasa tersebut pernah bekerja sebagai AMT di area Pertamina.
Hal ini dimungkinkan, karena PT GUN sebagai vendor atau perusahaan mitra penyedia jasa pengamanan bagi Pertamina Patra Niaga, dalam hal ini adalah sebagai AMT.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)