Pengaruh Kasus Andi Arief terhadap Elektabilitas Prabowo-Sandi, Kata Pengamat hingga Fadli Zon
Pengaruh tertangkapnya Andi Arief atas kasus narkoba terhadap elektabilitas Prabowo-Sandi, ini kata pengamat politik hingga pendapat Fadli Zon!
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Sri Juliati
Tertangkapnya Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief atas kasus penyalahgunaan narkoba terhadap elektabilitas Prabowo-Sandi, ini kata pengamat politik hingga pendapat Fadli Zon!
TRIBUNNEWS.COM - Tertangkapnya Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief terkait penyalahgunaan narkoba masih menjadi perbincangan hangat.
Sebagai wasekjen partai pendukung Prabowo-Sandi, kasus narkoba Andi Arief kerap dikaitkan dengan elektabilitas pasangan calon nomor 02 tersebut.
Pasalnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mengaitkan kasus yang menimpa Andi Arief dengan pemerintahan Jokowi.
Ia menilai Andi Arief merupakan korban dari kegagalan pemerintah memberantas peredaran narkoba.
Baca: Fahri Hamzah: Nama Pemerintah Bisa Rusak Gara-gara Kasus Andi Arief
"Andi Arief cuma jadi Korban kegagalan Pemerintah Joko Widodo dalam pemberantasan Narkoba di Indonesia," kata Arief lewat pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (4/3/2019).
Tanpa menunjukkan data, Arief menyebut, peredaran narkoba makin meningkat pada pemerintahan Jokowi.
Hal itu makin mengancam generasi di Indonesia.
Arief pun meminta kasus yang menjerat Andi ini tak perlu dipolitisasi.
"Yang pasti Andi Arief itu korban dan mungkin pengomsumsi narkoba maka Andi Arief harus segera direhabilitasi saja," kata dia.
"Tidak perlu dipolitisasi karena itu bukan cara untuk menyembuhkan Andi Arief yang merupakan korban dari ketergantungan narkoba," kata dia.
Baca: AHY: Saya Menyesalkan Kasus yang Menimpa Andi Arief
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai pendapat Arief Poyuono tersebut justru dapat menciptakan citra negatif pada pihak oposisi.
"Pernyataan seperti ini tak membantu apapun dan bagi siapa pun. Jika dihubungkan dengan bagian dari memojokkan petahana, juga tak banyak gunanya."
"Alih-alih menjelaskan kelemahan petahana, sebaliknya hanya akan menambah citra tak elok oposisi," ujar Ray Rangkuti saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (5/3/2019).
Dia mengingatkan, menarik semua hal sebagai masalah Presiden Jokowi bukanlah cara tepat untuk menaikkan citra dan keterpilihan capres.
Akan jauh lebih elegan, dia berpesan, jika oposisi mengaku kurang cermat, kurang perhatian lalu minta maaf kepada publik.
"Dari pada mencari salah di pihak orang lain yang jelas bisa dilihat tak ada keterkaitannya," tegasnya.
Baca: Fadli Zon Buka Suara soal Kasus Andi Arief, Yakin Tak akan Pengaruhi Elektabilitas Prabowo-Sandiaga
Sementara itu, anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional pasangan (BPN) Prabowo-Sandi, Fadli Zon menilai tertangkapnya Andi Arief tak akan berdampak elektabilitas paslon nomor 02 itu.
Menurutnya, kasus tersebut tidak akan berpengaruh terhadap Demokrat sebagai satu di antara partai koalisi pengusung pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Saya kira enggak ada dampaknya enggak ada sedikit pun, setitik pun berdampak," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Fadli Zon mengatakan, kasus yang menimpa Andi Arief harus dilihat secara personal dan tidak bisa dikaitkan dengan politik.
Selain itu, masalah narkoba dapat menjerat siapa saja termasuk para elite partai politik lain.
"Masyarakat bisa melihat dengan jelas bahwa kasus-kasus sepeti ini bisa melanda siapa saja dan saya kira harus dipisahkan dari partai, dari politik, termasuk dari agama dari suku dan sebagainya," tuturnya.
"Ini persoalan kita bersama. Persoalan narkoba ini harus kita berantas bersama," tutup Fadli.
Baca: AHY Sampaikan 7 Poin Sikapi Kasus Narkoba Andi Arief
Baca: Andi Arief Yang Bersalah Konsumsi Narkoba, Kok Jokowi Yang Disalahkan
Baca: Kuasa Hukum dan Keluarga Andi Arief Akan Ajukan Surat Permohonan Rehabilitasi
Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief dikabarkan ditangkap karena mengonsumsi narkoba.
Andi Arief ditangkap di sebuah hotel di Slipi, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019).
Narasumber dari kepolisian yang dihubungi Tribunnews.com membenarkan kabar tersebut.
"Iya, nanti dirilis," jawab singkat narasumber tersebut.
Informasi yang didapat Tribunnews.com menyebutkan, pada Minggu (3/3/2019) telah diamankan seorang pria yang diduga politikus Partai Demokrat an Andi Arief bersama dengan seorang wanita oleh Tim NIC Dittipidnarkoba Bareskrim Polri.
Namun, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal M Iqbal menepis kabar soal wanita tersebut.
Ia menegaskan Andi Arief ditangkap seorang diri dalam kasus penggunaan narkoba ini.
Namun, aparat sedang mendalami kemungkinan wanita tersebut sudah keluar sebelum terjadinya penangkapan.
Baca: Catatan Seorang Kawan untuk Andi Arief
"Pada saat penggerebekan tidak ada (perempuan). Itu sedang kita dalami apakah sudah check out atau tidak," ungkap Iqbal saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/3/2019) sore.
Ia juga membantah informasi adanya upaya penghilangan barang bukti yang dilakukan oleh Andi Arief.
Iqbal mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya pada berita yang simpang siur.
Ia mengatakan, pihaknya akan sampaikan apabila ada perkembangan informasi.
"Jangan percaya pada informasi yang berseliweran, pada saat petugas kami melakukan penggerebekan cuman satu, saudara AA.
Baca: Kasus Andi Arief: Akhmad Sahal Sebut Mahfud MD Weruh Sedurunge Winarah soal Tweet Bahaya Narkoba
Kalau nanti berkembang akan kami sampaikan," ungkap dia saat jumpa pers di Mabes Polri, tegasnya.
M. Iqbal mengungkapkan pihaknya telah melakukan tes urine terhadap Andi Arief.
Hasil tes urine menunjukkan Andi Arief positif mengonsumsi narkoba jenis sabu.
"Kami sudah melakukan tes urine, terhadap Saudara AA dan positif mengandung metamphetamine atau jenis narkoba yang biasa disebut sabu," ujar Iqbal.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)