Fakta 52 Warga Ponorogo Pindah karena Termakan Isu soal Kiamat, Jual Murah Rumah hingga Kata Kades
Sebanyak 52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pindah serentak ke Malang karena termakan isu kiamat.
Penulis: Daryono
Editor: Suut Amdani
Ipong mengatakan, agar isu kiamat ini tidak semakin meluas pihaknya akan segera berkoordinasi dengan MUI dan ormas keagamaan untuk melakukan pembinaan.
"Ya kita terus mengadakan pembinaan pada masyarakat yang belum kena pengaruh ini. Nanti akan berkoordinasi dgn MUI dan ormas keagamaan untuk turun melakukan pembinaan," katanya.
Dia menambahkan, menurutnya agar isu tersebut tidak semakin berkembang di Jawa Timur, menurutnya perlu dilakukan upaya yang serius dari ormas keagamaan, MUI, Pemprov Jatim, Pemkab Malang untuk menangani pusat ajaran tersebut di Kasembon, Malang.
3. Kesaksikan Tetangga
Isu kiamat telah membuat sebanyak 52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur berbondong-bondong pindah 'menyelamatkan diri' ke wilayah Kabupaten Malang.
Puluhan warga itu 'hijrah' ke Malang kareta ketakutan akan isu kiamat, dengan cara sembunyi-sembunyi dan mengelabuhi para tetangganya hingga kepala desanya.
Tidak hanya pindah, setidaknya ada empat rumah milik warga yang ikut pindah ke Kabupaten Malang tersebut telah dijual kepada orang lain.
Hal itu dibenarkan oleh Karimun, seorang warga Dusun Krajan, Desa Watu, Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo.
Baca: Bupati Ponorogo Ungkap 52 Warganya Kena Doktrin Kiamat; Pakai Kisah Nabi Nuh, Ngungsi ke Malang
Menurut Karimun, anaknya yang bernama Sumono telah membeli rumah milik pasangan suami istri Marimun dan Sriyanti, yang masih satu kerabat dengan dirinya.
Sudah sekitar seminggu ini, ia diminta menjaga rumah yang dijual kepada anaknya.
"Sudah sekitar seminggu di sini, saya juga nggak dipamiti. Katanya ikut pengajian, mondok ke Malang," kata Karimun saat ditemui di lokasi, Rabu (13/3/2019) petang.
Ketika ditanya apakah, kapan saudaranya itu akan kembali lagi, dirinya tidak mengetahui.
"Nggak tahu kapan kembalinya, ndak dikasih tahu," ucap Karimun.
Menurut Karimun, Sumono anaknya membeli rumah milik pasangan suami istri Marimun dan Sriyanti tersebut seharga Rp 20 juta.