Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Kejadian Teror di Kota Christchurch Selandia Baru, Pria Ini Kembalikan Senjatanya ke Polisi

Seorang pria sekaligus petani di Selandia Baru, John Hart, mengembalikan senjata miliknya kepada polisi pasca kejadian di masjid Kota Christchurch.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
zoom-in Setelah Kejadian Teror di Kota Christchurch Selandia Baru, Pria Ini Kembalikan Senjatanya ke Polisi
TWITTER/@farmgee
Seorang pria sekaligus petani di Selandia Baru, John Hart, mengembalikan senjata miliknya kepada polisi pasca kejadian di masjid Kota Christchurch. 

Mengembalikan senjata api, kata John Hart, adalah proses yang sederhana dan cepat.

John Hart hanya butuh mengisi formulir penyerahan senjata dan memberi tahu polisi, dia akan membawa senjatanya ke kantor polisi.

Baca: Kriminolog Sebut Pelaku Penembakan Selandia Baru Brenton Tarrant Bisa Dibunuh Gangster di Penjara

Baca: Tanggapan Khabib Nurmagomedov Mengenai Aksi Teror di Selandia Baru

"Di Selandia Baru bagian selatan, Anda dapat melepaskan senjata api tanpa ada pertanyaan," kata Hart.

"Dengan serangan teror, kita memiliki kesadaran yang tinggi, jadi saya benar-benar tidak ingin berjalan ke kantor polisi dengan senjata dan penjaga bersenjata di luar," imbuh Hart.

Selain John Hart, ternyata ada beberapa pemilik senjata api di Selandia Baru yang menyerahkan senjatanya secara sukarela kepada pihak kepolisian.

Pengguna akun Twitter bernama Blackstone, @SirWB, menceritakan kisahnya yang mengembalikan senjata api miliknya kepada pihak kepolisian.

Baca: Begini Dosen UAD Yogyakarta Ini Bisa Selamat dari Aksi Teror di Selandia Baru

Baca: Detektif hingga FBI, Penyelidikan Penembakan di Selandia Baru Libatkan Tim Gabungan

"Sejak saya pertama kali mendengar tentang kekejaman pada Jumat sore, saya telah merefleksikan dan menjaga pikiran saya," tulis Blackstone di Twitter.

Berita Rekomendasi

"Senin pagi - ini adalah salah satu keputusan termudah yang pernah saya buat. Telah memiliki senjata api selama 31 tahun." lanjutnya.

Seorang wanita bernama Fey Hag juga mem-posting di Twitter tentang menyerahkan senjata untuk dihancurkan polisi.

"Ketika suami saya meninggal, senjatanya diserahkan kepada keluarga yang memegang lisensi yang diperlukan," tulisnya.

"Anak perempuan dari orang tua yang berburu makanan, aku telah menggunakan senjata sejak usia 9 tahun. Hari ini aku meminta agar senjata itu diserahkan untuk dihancurkan." lanjutnya.

Baca: PSI Kirim Karangan Bunga Duka Cita ke Kedubes Selandia Baru

Baca: Imam Masjid Selandia Baru Berbicara pada Media untuk Pertama Kali: Saya Tak Percaya Saya Masih Hidup

Hart mengatakan dia merasa kewalahan dengan tanggapan yang dia terima di media sosial setelah memposting tentang penyerahan senjatanya.

Hart mengungkapkan jika banyak dari komentar itu positif, tetapi ada sejumlah pemilik senjata yang memposting komentar negatif.

"Saya cukup yakin bahwa kita akan mendapat hasil positif dari ini reformasi undang-undang kepemilikan senjata," kata Hart.

"(Jacinda Ardern) telah berkomitmen untuk mengubah undang-undang senjata dan kita perlu melihat bagaimana hasilnya," imbuh Hart.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas