Pasca Ledakan Bom Beruntun, Pemerintah Sri Lanka Tetapkan Jam Malam
Pihak berwenang di Sri Lanka telah meluncurkan operasi keamanan besar-besaran dan memberlakukan jam malam setelah serangan bom hari ini, Minggu (21/4)
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwenang di Sri Lanka telah meluncurkan operasi keamanan besar-besaran dan memberlakukan jam malam setelah serangan bom di gereja-gereja dan hotel-hotel setempat terjadi pada Minggu (21/4/2019).
Dikutip Tribunnews.com dari The Guardian, perkembangan serangan bom ini telah menewaskan 160 korban dan melukai ratusan lainnya.
Delapan ledakan yang terjadi dalam satu hari itu dikatakan para pejabat setempat sebagai serangan bom bunuh diri, tampaknya waktunya untuk menimbulkan korban maksimum di antara para umat Kristiani yang menghadiri ibadah Paskah.
Di satu gereja, St. Sebastian di Katuwapitiyam utara ibu kota Kolombo, menewaskan lebih dari 50 korban.
Sebagian besar atap gereja rusak dalam ledakan tersebut dengan genteng dan serpihan kayu yang berserakan di lantai dan genangan darah di antara jemaat yang terluka.
Secara total, tiga gereja dan empat hotel menjadi sasaran. Ledakan lainnya adalah di sebuah rumah di Kolombo, hal ini dijelaskan oleh pihak berwenang Sri Lanka.
Sebagian besar target berada di atau dekat dengan ibu kota.
Baca: 6 Ledakan Bom Guncang Sri Langka, Dua Gereja dan Tiga Hotel Jadi Sasaran, Korban 156 Orang
Baca: Ledakan Bom Sri Lanka, Fakta Polisi Endus Teror 10 Hari Lalu hingga Kelompok Radikal yang Dicurigai
Di antara empat hotel yang ditargetkan adalah Cinnamon Grand, sebuah hotel mewah di pusat kota yang disukai oleh para politisi top.
Serangan-serangan itu adalah yang paling signifikan di negara pulaui kecil itu selama bertahun-tahun dan terjadi satu dekade setelah berakhirnya perang saudara yang berdarah.
Para pejabat keamanan mengatakan kepada The Guardian bahwa situasinya 'pecah' tak lama setelah dua ledakan dilaporkan di Kolombo tiga jam setelah serangan pertama dilaporkan.
Satu ledakan terjadi di sebuah hotel dekat kebun binatang nasional, ketika para penyerang dilaporkan dipojokkan oleh pasukan keamanan.
Pihak berwenang telah memberlakukan jam malam, meskipun tidak jelas apakah larangan gerakan akan segera dimulai.
Rumah sakit setempat berjuang untuk mengatasi masuknya korban.
Setidaknya 160 orang yang terluka dalam ledakan di Gereja St. Anthony's Shire telah dirawat di Rumah Sakit Nasional Kolombo pada pertengahan pagi.