Pasca Ledakan Bom Beruntun, Pemerintah Sri Lanka Tetapkan Jam Malam
Pihak berwenang di Sri Lanka telah meluncurkan operasi keamanan besar-besaran dan memberlakukan jam malam setelah serangan bom hari ini, Minggu (21/4)
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Rumah sakit utama di kota pelabuhan timur Batticaloa telah menerima lebih dari 300 orang luka-luka setelah ledakan di Gereja Zion.
Tidak ada klaim pertanggungjawaban langsung atas serangan itu.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, bertemu para pejabat tinggi militer Sri Lanka pada pertemuan darurat dewan keamanan nasional.
"Saya menyerukan kepada semua orang Sri Lanka selama masa tragis ini untuk tetap bersatu dan kuat. Harap hindari menyebarkan laporan dan spekulasi yang tidak diverifikasi. Pemerintah mengambil langkah segera untuk mengatasi situasi ini," kata Wickremesinghe di akun Twitter pribadinya.
Para pemimpin di seluruh dunia pun bergegas mengutuk serangan itu.
Theresa May, Perdana Menteri Inggris menyebutkan ledakan itu 'mengerikan' dan Justin Welby, Uskup Agung Canterbury, mengatakan mereka yang terkena dampak akan berdoa dengan jutaan umat yang menandai Minggu Paskah di seluruh dunia.
"Pada hari suci ini, mari kita berdiri bersama orang-orang Sri Lanka dalam doa, belasungkawa dan solidaritas ketika kita menolak semua kekerasan, semua kebencian dan semua perpecahan," katanya.
Ledakan-ledakan itu menandai berakhirnya jeda dalam kekerasan setelah berakhirnya perang saudara pada tahun 2009 di mana pengeboman biasa terjadi.
Harsha de Silva, menteri reformasi ekonomi Sri Lanka, menggambarkan pemandangan mengerikan di lokasi dua serangan.
“Saya melihat banyak bagian tubuh berserakan. Kru darurat berada di semua lokasi dengan kekuatan penuh," kicaunya di Twitter setelah mengunjungi Hotel Shangri-La dan Gereja St. Anthony's.
"Kami membawa beberapa korban ke rumah sakit. Semoga banyak nyawa terselamatkan," tambahnya.
Uskup Agung Kolombia, Malcolm Ranjith, menyerukan kepada masyarakat untuk mendukung para korban, meminta semua dokter untuk melapor ke tempat kerja meskipun ada liburan dan anggota masyarakat untuk menyumbangkan darah.
Dewan Muslim Sri Lanka mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan terhadap tempat-tempat ibadah.
"Saudara-saudari Kristiani kita pada hari suci Paskah mereka, dan juga di hotel-hotel di Kolombo,"