Tulisan Anggun C Sasmi Tentang Joey Alexander yang Dipuji dan Banyak Cibiran untuk Agnez Mo
Anggun juga membahas pianis jazz belia Joey Alexander, yang menjadi nomine pada dua kategori Grammy Awards 2016, serta Agnez Mo.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penyanyi dan pencipta lagu Anggun C Sasmi (41) menulis opininya tentang go international, pengalamannya masuk industri musik internasional, serta sikap publik Indonesia terhadap mereka yang sudah atau belum berhasil go international.
Dalam tulisan itu, Anggun juga membahas pianis jazz belia Joey Alexander, yang menjadi nomine pada dua kategori Grammy Awards 2016, serta vokalis Agnes Monica atau c yang masih berusaha mewujudkan mimpinya untuk diterima publik dunia.
Anggun, yang berasal dari Indonesia, sudah menginternasional setelah merilis album Snow on The Sahara pada 1997.
Berikut adalah tulisan Anggun yang berjudul Histeria Go-International dan dipublikasi melalui situs quereta.com pada Minggu (21/2/2016):
Grammy Awards. Ajang kompetisi musik di Amerika Serikat ini merupakan yang terpenting di seluruh dunia.
Boleh dibilang, inilah barometer musik dunia. Tentu saja, ini menurut orang Amerika yang cenderung berpikir bahwa negara mereka adalah pusatnya dunia.
Ketenaran Grammy Awards tidak hanya didukung oleh industri musik Amerika, tapi juga oleh negara-negara lain yang turut ambil bagian dalam mempopulerkannya, walaupun tangga lagunya dipenuhi oleh produk Amerika, seperti Beyoncé, Taylor Swift, Justin Bieber atau Rihanna.
Terlepas Anda suka atau tidak suka dengan musik Amerika, satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah pengaruh mereka dalam industri musik dunia luar biasa, yang bisa mempengaruhi banyak negara lain.
Dalam era globalisasi seperti sekarang, kenyataan ini sangat menggoda para artis yang ingin karyanya dikenal di seluruh dunia. Jika mungkin, lewat pintu Amerika.
Pada tahun 1998, album internasional pertama saya diterbitkan di Amerika Serikat di bawah label Epic, milik Sony Music Entertainment.
Untuk dirilis di Amerika dan masuk dengan format mereka, album saya harus diberi "American treatment," seperti shooting video musik baru dengan video director yang "MTV friendly" (kala itu MTV adalah channel music yang sangat penting).
Begitu juga, sesi foto untuk membuat cover album harus versi Amerika dan stok foto-foto promosi juga harus dengan fotografer Amerika.
Cara berbusana dan bermake-up saya diubah agar lebih "girl next door". Bahkan saya dianjurkan meninggalkan aksen saya yang berbau agak Inggris untuk jadi lebih Amerika.
Tiba-tiba tim kerja saya orang Amerika semua, manager, product manager, business manager, PR, agent, stylist, make up artist, dll.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.