Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Luar Biasa Syok, Andhara Early Batasi Diri Baca Berita Seputar Perampokan Sadis Pulomas

Untuk mengurangi kesedihannya, Andhara Early pun sengaja membatasi diri membaca berita mengenai kasus perampokan sadis itu.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Luar Biasa Syok, Andhara Early Batasi Diri Baca Berita Seputar Perampokan Sadis Pulomas
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Andhara Early dan Almynda Saphirra, mantan istri Almarhum Dodi Triono dan ibu dari korban Perampokan sadis Pulomas saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (9/1/2017). 

Andhara Early Kaget Hingga Keringat Dingin Saat Tahu Anggota Keluarganya Jadi Korban Perampokan Sadis Pulomas

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengetahui kabar adanya perampokan sadis yang menewaskan Dodi Triono, Diona Arika Andra Putri, serta Dianita Gemma Dzalfayla membuat pembawa acara wanita, Andhara Early kaget.

Pasalnya korban tersebut adalah anggota keluarganya, karena mantan istri almarhum Dodi Triono dan ibu dari dua korban perempuan itu, Almynda Saphirra, adalah sepupu Andhara Early.

Tangan artis berkerudung itupun gemetar, badannya keringat dingin. Ia mengaktifkan handphone-nya tapi bingung menghubungi siapa untuk memberitahu kabar tersebut.

"Kaget pasti, shock luar biasa, tangan gemetar, keringet dingin, gak tahu mau apa, buka hp gak tahu mau hubungi siapa, untuk menyebarkan berita seperti ini, karena kepulangan almarhum dan almarhumah bukan sesuatu yang lazim terjadi," ungkap Andhara Early saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan,  Senin (9/1/2017).

Menurut wanita yang pernah membawakan program musik 'Inbox' itu biasanya orang meninggal karena mengidap penyakit,  tapi anggota keluarganya itu meninggal karena suatu peristiwa yang tragis.

Berita Rekomendasi

Untuk mengurangi kesedihannya, Andhara Early pun sengaja membatasi diri membaca berita mengenai kasus perampokan sadis itu.

"Kalau ada yang berpulang (meninggal), karena sakit. Tapi ini peristiwa yang tragis, sampai sekarang kita baca beritanya masih gak habis pikir kejadian ini bisa terjadi, saya juga meminimilasi untuk baca beritanya lagi karena gak mau berlarut-larut (sedih)," ujar Andhara Early.

Daripada berlarut dalam kesedihan,  ia dan anggota keluarga yang lain lebih memfokuskan diri untuk memberikan support kepada Almynda Saphirra dan anaknya yang berhasil selamat, Zanetta Kalila Amaria (Anet).

"Fokusnya lebih ke keluarga aja, kasih support ke keluarga yang ditinggalkan, fokus buat Anet aja karena itu  yang jauh lebih penting, kita harus move on karena trauma ini bakal terus gak bakal ilang dalam satu dua tahun tapi berkelanjutan," tutur Andhara Early.

Seperti diketahui, perampokan sadis di Pulomas terjadi pada Senin (26/12/2016) lalu yang dilakukan oleh Ramlan Butarbutar (tewas), Erwin Situmorang, Alfin B Sinaga dan Ius Pane, menyebabkan enam orang tewas serta lima lainnya luka-luka.

Keenam korban tewas di antaranya Dodi Triono (59) selaku pemilik rumah serta Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9), yang keduanya merupakan anak Dodi.

Kemudian Amel, teman anak korban yang kebetulan sedang bermain serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir Dodi.

Sementara itu, ada lima korban yang selamat yakni  anak Dodi, Fitriani, Emi, Nursanti alias Santi, dan Windy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas