Pianis Muhammad Iqbal Menoreh Sejarah, Encore Indonesia di Negeri Fidel Castro
'Saya mendapat standing ovation yang tidak berhenti sehingga memaksa saya untuk melakukan..'
Penulis: Rendy Sadikin
Hal ini, imbuhnya, bisa mempengaruhi secara visual dan juga secara sentuhan.
Hanya ada dua hari untuk mempersiapkan resital karena Iqbal baru mendapat kesempatan untuk berlatih H-2.
"Sayapun membicarakan mengenai hal ini ke pihak KBRI dan pihak KBRI sudah mencari piano pengganti, namun sepertinya keadaan piano–piano di kota tersebut memang kurang baik sehingga saya memutuskan tetap menggunakan piano tua yang ada," kata Iqbal.
Hari resital tiba.
"Saya mengintip dari balik panggung penonton sudah berdatangan, ada yang dari kalangan sekolah musik di Havana, kalangan diplomat, juga kemenlu dan tentunya KBRI Kuba," ujar Iqbal.
Meski sempat deg-degan, penampilan Iqbal ternyata di luar ekspektasi.
"Saya mendapat standing ovation yang tidak berhenti sehingga memaksa saya untuk melakukan encore, saya pun bersedia memainkan lagu encore dimana pada saat itu saya memainkan komposisi saya sendiri berjudul “Sekolah Musikku”, komposisi yang saya dedikasikan untuk sekolah musik YPM, sekolah musik yang telah membesarkan saya menjadi seperti saat ini," kata Iqbal.
Setelah konser selesai, kata Iqbal, pihak gedung konser yaitu perpustakaan nasional ‘Jose Marti’ pun mengatakan bahwa resital ini membuat mereka tertarik untuk kerjasama dengan perpustakaan nasional di Jakarta yang akan dipikirkan ke depannya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.