Bondan Winarno Sempat Ungkap Dirinya Bak Bawa Bom Waktu yang Bisa Pecah Setiap Saat
Bila perlu pembedahan, dia harus mengundang dokter bedah dari Jepang. Biaya diperkirakan Rp 600-700 juta
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bondan Winarno, sempat memaparkan riwayat penyakit yang dideritanya kepada anggota Jalansutra, komunitas wisata boga yang digagasnya.
Saat berobat di Kuala Lumpur, pada 2015 lalu, Bondan didiagnosa penyakit pembuluh darah.
Pada saat itu, dokter menyebut Bondan 'mengantongi bom waktu'.
"Dalam bahasa medis, penyakit ini disebut: aorta aneurysm. Menurut Dr. Soo, tiap tahun perlu diawasi apakah membesar dan perlu tindakan operasi. Katanya: saya seperti membawa bom waktu yang setiap saat bisa pecah dan mematikan saya," tulis Bondan seperti dikutip dari Facebook Jalansutra, Rabu (29/11/2017).
Ternyata, dokter yang menangani Bondan, mengakui bahwa ia harus minta bantuan dokter bedah asal Jepang.
"Dr. Soo juga mengaku bahwa dia bukan ahlinya di bidang aneurysm. Bila perlu pembedahan, dia harus mengundang dokter bedah dari Jepang. Biaya diperkirakan Rp 600-700 juta," lanjut Bondan.
Beberapa waktu kemudian, Bondan melanjutkan pemeriksaan oleh dokter ahli jantung yang mendiagnosis katup aorta Bondan bocor.
27 September 2017, Bondan pun sempatmenjalani operasi penggantian katup aorta dan penggantian aorta yang mengalami dilatasi.
Setelah melewati rangkaian perawatan medis, Bondan akhirnya meninggal dunia pada Rabu (29/11/2017) pagi di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.