Perjuangan Bondan Winarno Melawan Penyakitnya
Kepergian Bondan Winarno yang sangat mendadak mengejutkan seluruh pihak, khususnya pihak keluarga.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
"Dalam operasi besat seperti yang saya alami, ada 2 hantu komplikasi: 1. perdarahan, 2. aritmia (denyut jantung tidak beraturan). Saya terbebas dari perdarahan. Tapi, Sabtu dini hari saya kejang2 dlm tidur saya. Ternyata saya mengalami komplikasi aritmia. Saya dipasangi TPM (Temporary PaceMaker) sambil dimonitor penyebabnya (biasanya krn peradangan)," ungkapnya.
Bersamaan, aritmia yang dialaminya ditangani oleh Dr Dicky Hanafy. Namun, progress dari Temporary PaceMaker setelah 72 jam tidak menunjukkan hasil, TPM lainnya kembali dipasang di pangkal paha.
"Terus terang, saya ketakutan," imbuhnya.
"Miracle happens. Selasa malam, ketika perawat sdg mempersiapkan saya utk didorong ke kamar operasi, tiba2 denyut nadi saya berirama kembali. Operasi dibatalkan. Saya lega setengah mati.
Demikianlah, kejadian demi kejadian telah saya alami. Untuk sementara saya belum dapat dijenguk di Intermediary Ward.Tapi, bila keadaan membaik, Jumat ini saya akan dipindah ke kamar perawatan. Tempatnya terlalu kecil utk Anda menjenguk," tulisnya sebelum mengakhiri suratnya dengan doa.
Tetapi, segala upaya dan pengorbanan yang dilakukan Bondan kini telah berakhir.
Tuhan memanggilnya di usia 67 tahun ketika menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat pada Rabu (29/11/2017) pagi. (dwi rizki/Warta Kota)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.