Tantri Kotak Mendadak Muncul di Tugu Pahlawan, Ini Gayanya Saat Duet Bareng Emil Dardak
Tantri Kotak tanpa banyak cakap, langsung mengajak masyarakat mendendangkan lagu ciptaan Gombloh, dengan suara parau yang berat khas genre Rock.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Emil Dardak kembali menunjukkan suaranya usai melontarkan pidato kerakyatan di hadapan ribuan masyarakat Jatim yang hadir di Tugu Pahlawan, Kamis (14/2/2019).
Wakil Gubernur Jawa Timur yang baru saja dilantik ini menyanyikan dua lagu bertajuk Indonesia Tanah Air Beta dan Gebyar-Gebyar diiringi langsung oleh El-Qiswah Band.
Karakter suaranya yang khas dengan sedikit sentuhan cengkok Jazzy, lagu pertama "Indonesia Tanah Air Beta" begitu rancak terdengar dan membuat ribuan masyarakat terpukau, lalu menghadiahi gemuruh tepuk tangan.
Ketika lagu pertama usai, dan dilanjut menyanyikan lagu kedua "Gebyar-Gebyar", mendadak seorang perempuan berkerudung dan mengenakan kaus lengan panjang putih keluar dari balik panggung.
Baca: Arumi Bachsin Ingat Pesan Ibu Negara Agar Jaga Emil Dardak Suami Gantengnya
Perempuan itu berteriak, menyapa masyarakat Jatim.
Karakter suaranya yang begitu khas, tak perlu membuat penonton berfikir lama untuk menyadari, bahwa perempuan itu adalah Lady Rocker punggawa Band KOTAK bernama Tantri Syalindri Ichlasari alias Tantri Kotak.
Kerumunan masyarakat Jatim di pinggir panggung yang semula renggang, mendadak merapat.
Tantri Kotak tanpa banyak cakap, langsung mengajak masyarakat mendendangkan lagu ciptaan Gombloh, dengan suara parau yang berat khas genre Rock.
Baca: Tantri Kotak dan Suami Tak Paksa Anak Untuk Bermusik
Usai menyanyikan lagu tersebut, Tantri Kotak menyempatkan memberikan sambutan kepada Gubernur Jatim Khofifah, yang ada di samping kanannya.
Tantru mengaku terkesan dan merasa terhormat bisa bertemu idolanya.
Ia juga berpesan kepada masyarakat Jatim untuk mengawal terus masa kepemimpinan Khofifah dan Emil hingga 2024.
"Kita doakan mereka berdua makin amanah dan makin mampu memajukan semua masyarakat Jatim," teriaknya di ujung gagang microphone seraya mengayunkan kepalan tangan kanannya ke atas langit.
Khofifah yang kebetulan berdiri di samping kanannya, menganggap itu sebagai doa, sontak langsung menengadahkan tangan ke atas, seakan mengamini. (Surya/luhur pambudi)