Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

“The Woven Path: Perempuan Tana Humba” Angkat Tema Perempuan, Tradisi, dan Budaya Sumba

THE WOVEN PATH: PEREMPUAN TANA HUMBA adalah dua film pendek dokumenter terbaru produksi Tanakhir Films.

Editor: Content Writer
zoom-in “The Woven Path: Perempuan Tana Humba” Angkat Tema Perempuan, Tradisi, dan Budaya Sumba
dok. Tanakhir Films
THE WOVEN PATH: PEREMPUAN TANA HUMBA adalah dua film pendek dokumenter terbaru produksi Tanakhir Films, yang disutradarai oleh Lasja F. Susatyo dan diproduseri oleh Mandy Marahimin. 

THE WOVEN PATH: PEREMPUAN TANA HUMBA adalah dua film pendek dokumenter terbaru produksi Tanakhir Films, yang disutradarai oleh Lasja F. Susatyo dan diproduseri oleh Mandy Marahimin. Film yang didanai dari grant Ford Foundation ini adalah film dokumenter ke-5 dari Lasja F. Susatyo.

THE WOVEN PATH (10 menit) merupakan dokumenter puitis tentang dua puisi bertema IBU yang ditulis oleh dua penyair dari dua generasi berbeda, Diana Timoria dan Umbu Landu Paranggi, sementara PEREMPUAN TANA HUMBA (30 menit) bercerita tentang tradisi dan budaya di Sumba dan dampaknya terhadap perempuan. Film ini bercerita dalam tiga babak, yaitu Marapu, Belis, dan Perkawinan.

Melalui babak Marapu, kita mengikuti rangkaian upacara yang dilakukan di Sumba mulai dari ritual perkawinan hingga ritual kematian. Melalui rangkaian ritual tersebut, penonton diharapkan dapat memahami betapa pentingnya tahapan-tahapan ritual tersebut bagi masyarakat Sumba.

Dalam babak Belis, kita akan mengikuti secara detail apa yang disebut Belis, atau mas kawin dalam bahasa Sumba. Sistem yang terjadi lebih dikenal sebagai sistem jual beli, dimana setelah pemberian belis pengantin perempuan menjadi hak dari keluarga pengantin laki-laki.

Melalui babak ini kita akan melihat bagaimana pengaruh belis terhadap posisi perempuan Sumba dalam keluarga dan masyarakat. Babak Perkawinan merupakan babak yang menunjukkan bagaimana ritual perkawinan dijalankan di Sumba, dan apa dampaknya bagi peran perempuan dalam keluarga.

farah-130519-1
THE WOVEN PATH: PEREMPUAN TANA HUMBA adalah dua film pendek dokumenter terbaru produksi Tanakhir Films, yang disutradarai oleh Lasja F. Susatyo dan diproduseri oleh Mandy Marahimin.

“Saya ingin mengangkat tema perempuan dalam adat tradisi di Sumba (timur) hari ini, terutama kaitannya dengan belis (mahar) dan perkawinan yang kerap masih sangat memberatkan. Perubahan dan perbaikan tak terelakkan, seiring dengan kemajuan zaman. Namun  perbaikan harus dilakukan dengan bijaksana karena tatanan satu berpengaruh terhadap tatanan kehidupan lainnya. Film ini bermaksud membagi pengalaman para ibu Sumba dan mengangkatnya dalam puisi mengenai perempuan, ibu, dan Ibu Pertiwi,” Ungkap sutradara film THE WOVEN PATH: PEREMPUAN TANA HUMBA, Lasja F. Susatyo.

“Saya selalu cinta dengan Tana Humba. Alamnya, tenunnya, masyarakatnya, dan budayanya. Jadi ketika Lasja mengajukan ide film ini, saya langsung menyetujuinya. Harapan saya film ini bisa menunjukkan betapa indahnya Sumba, dan juga membuka diskusi tentang posisi perempuan di sana,” jelas Mandy Marahimin sebagai produser.

Berita Rekomendasi

Dalam Gala Premiere film The Woven Path: Perempuan Tana Humba yang diselenggarakan pada Jumat, 10 Mei 2019 di Plaza Indonesia, acara dibuka dengan pembacaan puisi oleh aktris dan seniman Indonesia di dua studio berbeda secara bersamaan. Puisi-puisi yang dibacakan tersebut adalah puisi-puisi karya Diana Timoria.

Puisi berjudul Perempuan Sabana (1) dibacakan oleh Wulan Guritno dan Kelly Tandiono. Puisi Perempuan Sabana (2) (Untuk Tana Humba) dibacakan oleh Maudy Koesnaedi dan Dian Sastrowardoyo. Serta puisi Perempuan Sabana (3) dibacakan oleh Nirvani Amabel Ananda (Putri dari Sumba) dan Adinia Wirasti.

Film ini didukung oleh Nur Hidayat sebagai sinematografer, Wawan I. Wibowo sebagai editor, Thoersi Argeswara sebagai penata musik, Satrio Budiono sebagai penata suara, dan Olin Monteiro sebagai peneliti.

Selain itu, film ini juga melibatkan Jefri Nichol dan Aurora Ribero sebagai pembaca puisi. Film ini diharapkan dapat menggugah kesadaran dan memulai dialog mengenai isu peran perempuan dalam tradisi dan masyarakat.

Film ini juga didukung oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, serta Plaza Indonesia.


Pemutaran film THE WOVEN PATH: PEREMPUAN TANA HUMBA yang disertai dengan diskusi direncanakan akan mulai dilakukan ke sekolah-sekolah di Sumba dan seluruh Indonesia pada bulan Juli 2019.

Pantau terus akun media sosial @tanakhirfilms untuk mengikuti informasi terkini mengenai film THE WOVEN PATH: PEREMPUAN TANA HUMBA atau menghubungi kami melalui email wovenpath@tanakhirfilms.com jika ingin melakukan pemutaran dan diskusi.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas