Adu Cuitan dengan Rachel Maryam Soal Aksi 22 Mei, Kirana Larasati Sampai Tuliskan Kata Ini
Aksi massa pada 22 Mei 2019 turut ramai di bahas di media sosial. Kirana Larasati dan Rachel Maryammembahas peristiwa tersebut.
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi massa pada 22 Mei 2019 turut ramai di bahas di media sosial. Selebriti tanah air pun ikut ramai membahas peristiwa tersebut.
Bahkan, seorang selebriti terlihat tak segan menyindir selebriti lain lantaran beda pendapat.
Selebriti tersebut, adalah Kirana Larasati.
Caleg PDI Perjuangan daerah pemilihan I Jawa Barat itu membalas cuitan Rachel Maryam di twitter.
Rachel melalui akun Twitter-nya, @cumarachel, menyebut
“Ricuh tidak akan terjadi kalau polisi bisa mengayomi. Masyarakat datang untuk menggunakan hak konstitusinya, menyuarakan pendapatnya dengan berdemonstrasi. Tindakan represif dari kepolisian hanya akan menyebabkan pecahnya bentrokan,” tulisnya pada Rabu siang.
Kirana pun membalasnya dengan cuitan.
Baca: Tito Karnavian, Luhut, Wiranto, hingga Adian Napitupulu jadi Target Ancaman Penculikan & Pembunuhan
Ia bahkan sempat menyebut Rachel sebagai orang yang naif dan bodoh.
“Menyuarakan pendapat dengan melempar batu dan molotov? Anda ini naif atau bodoh?,” balas Kirana melalui akun twitternya @_kiranalara.
Rachel Maryam pun kembali membalas cuitan tersebut.
Ia mencoba meluruskan apa yang dirinya maksud melalui cuitan sebelumnya.
“Menyuarakan pendapat dan melempar molotov tentu dua hal yang berbeda. Menyuarakan pendapat dalam aksi damai dilindungi undang-undang. Sedangkan yg melempar molotov adalah provokator yg ingin merusak nama baik aksi damai silahkan ditangkap dan diproses,” katanya.
Belum rampung, Kirana kembali mengungkap kegeramannya.
Ia kembali menuliskan cuitan bernada sindiran.
“Bodoh kombinasi jahat itu sungguh sebuah malapetaka. Saya kira dia kombinasi itu,” katanya.
“Jika keberatan dgn hasil pemilu, ada mekanisme utk menyalurkan keberatan tsb. Bertahun2 jadi anggota dewan ngapain aja? masa ga paham regulasi berperkata sesuai konstitusi, lalu malah mendukung gerakan kerusuhan massal,” tulisnya lagi.
Hingga hari ini, kondisi ibu kota masih belum kondusif.
Pasukan TNI-Polri pun masih berupaya mengamankan sejumlah titik. Beberapa titik di Jakarta pun sempat menjadi sasaran serangan massa sejak 21 Mei 2019 kemarin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.