Gambarkan Yesus Secara Menyimpang, Brasil Tuntut Netflix Cabut Film The First Temptation of Chirst
Lewat petisi, organisasi Katolik Brasil menuntut Netflix untuk menghapus film tersebut.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BRASIL - Pengadilan Rio de Janeiro di Brasil memerintahkan Netflix untuk mencabut tayangan film komedi: The First Temptation of Christ. Pasalnya, film ini dinilai menggambarkan Yesus Kristus sebagai seorang gay.
"Pencabutan program itu penting karena film ini telah melukai kehormatan jutaan umat Katolik,” ujar Hakim Rio de Janiero Benedicto Abicair, seperti dikutip dari Associated Press (AP), Jumat (10/1/2020).
Keputusan ini dilakukan protes masyarakat lewat petisi organisasi Katolik Brasil yang menuntut Netflix untuk menghapus film tersebut. Lewat Change.org, mereka mendesak pencabutan film The First Temptation of Christ.
Adalah Alex Brindejoncy yang mengnisiasi protes ini bulan lalu. Petisi ini kemudian ditandatangani lebih dari 2,3 juta orang.
"Kami mendukung pelarangan film Natal grup komedi Porta dos Fundos yang berjudul The First Temptation of Christ," bunyi petisi tersebut.
Baca: Kominfo Kritik Netflix Lebih Banyak Film Asing, Kemendikbud dan Netflix Justru Jalin Kerjasama
Tak sekadar menghapus, petisi ini juga menuntut grup komedi Porta dos Fundos, pembuat film ini atas tuduhan kejahatan atas kepercayaan. "Kami juga menuntut permohonan maaf karena mereka benar-benar melukai umat Kristen," bunyi petisi tersebut.
Baca: Gara-gara Netflix, Netizen Sanjung Menteri Nadiem tapi Kesal dengan Menkominfo
Dalam The First Temptation of Christ, Yesus digambarkan menjalin hubungan dengan seorang lelaki bernama Orlando.
Yesus membawa Orlando pulang di rumah Maria yang sudah mempersiapkan pesta untuk menyambut ulang tahun Yesus ke 30 tahun.
Paska film itu dirilis di Netflix, tokoh-tokoh Kristen protes, termasuk Uskup Pernambuco, Henrique Soares da Costa.
Melalui Facebook, Costa mengumumkan bahwa ia berhenti berlangganan Netflix karena adanya film The First Temptation of Christ. “Film itu sangat menista, vulgar, dan tak menghormati,” ujar dia.
Saking banyaknya protes, Eduardo Bolsonaro yang juga anak Presiden Brasil Jair Bolsonaro, menyatakan bahwa ia mendukung kebebasan berekspresi.
Hanya, “Apakah sepadan dengan menyerang kepercayaan 86% dari populasi kita,” ujar Bolsonaro.
Sayangnya, Netflix tidak berkomentar tentang putusan itu. Porta dos Fundos juga tidak segera menanggapi permintaan wawancara yang diajukan AP.
Menurut AP, reaksi atas film komedi ini di Brasil memicu serangan bom di markas Porta dos Fundos pada Malam Natal lalu.