Reaksi Hannah Al Rashid saat jadi Korban Catcalling Dapat Cibiran, Ini Kata Aktivis Perempuan
Reaksi Hannah Al Rashid saat menjadi korban catcalling mendapat cibiran. Begini tanggapan aktivis perempuan soal catcalling.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Pravitri Retno W
"Sebagai korban, assess dulu perasaan saat itu, jika merasa aman dan berani, silakan mengkonfrontasi pelaku," kata Vivi.
"Namun, jika dirasa situasi kurang aman dan takut, lebih baik langsung tinggalkan tempat kejadian," sambungnya.
Vivi pun menyampaikan, ketika mengintervensi pelaku, korban harus melakukannya secara cepat.
"Jika ingin melakukan intervensi secara langsung harap diingat untuk lakukan dengan cepat, jelas, dan tegas, lalu langsung tinggalkan tempat kejadian," tegasnya.
Sementara itu, menurut Vivi, apapun reaksi korban ketika mendapat catcalling tidak dapat serta merta dinilai salah atau benar.
Baca: Belajar dari Kasus Driver Ojol Lecehkan Siswi SMK, Ini Saran Psikolog untuk Hindari Pelecehan
Apapun reaksi korban, masyarakat semestinya mendukung.
"Sebetulnya tidak ada jawaban yang salah atau benar jika ditanya korban harus apa," tutur Vivi.
"Apapun reaksi korban, kita harus dukung karena bukan tanggung jawab korban untuk intervensi melainkan tanggung jawab masyarakat yang melihat untuk menghentikan dan mengintervensi sebagai bentuk dukungan terhadap korban," sambungnya.
Dilansir choma.co.za, catcalling merupakan jenis pelecehan seksual yang biasanya melibatkan hal-hal seperti komentar yang tidak diinginkan, gerakan, ataupun suara seperti membunyikan klakson, dan sebagainya.
Catcalling biasanya dilakukan oleh orang asing ataupun sekelompok orang asing di tempat umum seperti di jalan, pusat perbelanjaan, atau transportasi umum.
Perempuan seringkali menjadi korban catcalling.
Hal ini terjadi karena stereotip gender, yang mendorong kepercayaan perempuan adalah obyek seksual dan menilai mereka tidak layak dihargai.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)