Kesatuan Keluarga Besar Kasepuhan Bicara Soal Rhoma Irama Nyanyi di Panggung Sunatan, Serba Mendadak
Pihak Keluarga Kasepuhan Banten Kidul (KKBK) ikut menjelaskan kehebohan kehadiran Rhoma Irama di hajatan ketua KKBK Surya Atmaja atau Abah Surya.
Editor: Anita K Wardhani

"Di depan panggung, tidak semua masyarakat masuk, hanya memang angel pengambilan gambar kadang berpengaruh seolah-olah penuh, padahal real-nya di lapangan gak penuh," ujarnya.
Didampingi Ketua KKBK Kota Bogor Ace Sumanta, Rizana meminta maaf atas apa yang sudah terjadi.
"Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Bupati Bogor, jajaran Forkopimda dan masyarakat luas apabila acara keluarga yang dihadiri beberapa kalangan itu dianggap kurang tepat. Sebab tak ada niatan dari pihak Abah Surya untuk melawan aturan apalagi melecehkan wibawa pemerintah daerah beserta jajaran Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor," ungkapnya.

Permintaan Maaf Keluarga
Pihak keluarga Abah Surya Atmaja pemilik hajat yang gelar perayaan khitanan berisi para artis tanah air di Pamijahan, Kabupaten Bogor meminta maaf setelah menggelar acara hiburan rakyat di tengah PSBB Proporsional.
"Saya ingin mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Daerah, Gugus Tugas Covid-19 tingkat daerah dan nasional karena keluarga kami melaksanakan kegiatan khitanan di saat pandemi Covid-19 masih mewabah di Indonesia," kata salah satu putra Abah Surya, Hadi Pranoto dalam jumpa pers di Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu (1/7/2020).
Hadi mengaku bahwa acara tersebut merupakan tasyakuran khitanan adiknya yang paling kecil dengan kesederhanaan tanpa kemewahan.
Baca: Rhoma Irama Ogah Disebut Kehadirannya di Acara Sunatan Picu Kerumunan Massa
Dia menjelaskan bahwa pihaknya mengundang Rhoma Irama, Elvy Sukaesih, Rita Sugiarto dan artis lainnya bukanlah untuk konser tapi diundang sebagai sahabat Abah Surya.
"Beliau-beliau itu adalah sahabat dan orang yang pernah besar bersama ayahanda kami. Jadi mereka diundang untuk ikut tasyakuran oleh Abah di kediaman dalam acara khitanan dan kemudian mereka diminta menyumbangkan satu dua lagu untuk menghibur saudara-saudara kita yang ada di kampung dan alhamdulillah semuanya senang dan semuanya sehat," kata Hadi.
Dia menjelaskan bahwa acara itu sudah direncanakan jauh-jauh hari dan berharap digelar di saat Covid-19 sudah berakhir namun ternyata belum.
Namun, setelah mendapat informasi pencabutan pelarangan untuk berkumpul oleh pihak kepolisian (pencabutan maklumat kapolri), maka acara tersebut tetap dilaksanakan.
"Namun setelah kami mendengar infomasi pencabutan pelarangan untuk kita berkumpul, kita bertemu, bersilaturahmi oleh pihak kepolisian dicabut maka acara tetap kami laksanakan walaupun dengan sangat sederhana," kata Hadi.
Dia mengaku bahwa jika kejadian kerumunan di tangah PSBB Proporsional ini diproses secara hukum, pihaknya siap untuk mengikuti semuanya.
"Kalau masalah proses hukum, kita akan ikuti semuanya, koridor dan aturan hukum yang ada. Kalau memang ini menjadi sesuatu yang baik ya mari kita giring menjadi hal baik untuk kepentingan bersama. Tetapi jika ini sesuatu buruk dan jelek makan keluarga akan mempertanggung jawabkan secara keseluruhan di mata hukum," kata Hadi.
Tak ada izin