Kisah Kecelakaan Kereta Api Tragedi Bintaro dalam Lagu 1910 Iwan Fals
Lagu '1910' merupakan lagu dari Iwan Fals yang mengisahkan tentang tragedi kecelakaan kereta api di Bintaro, Jakarta Selatan, Jakarta.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Tiga puluh tiga tahun yang lalu, di tanggal yang sama, 19 Oktober, terjadi sebuah tragedi kecelakaan kereta api di kawasan Bintaro.
Peristiwa kecelakaan tersebut kala itu tak luput dari sorotan seorang musisi Virgiawan Listanto atau Iwan Fals.
Lewat lagu '1910', Iwan Fals mengisahkan tentang tragedi kecelakaan kereta api di Bintaro, Jakarta Selatan, Jakarta.
Iwan Fals mengambil judul lagu ini '1910' mengacu pada tanggal dan bulan waktu terjadinya peristiwa tragedi Bintaro, yakni pada 19 oktober 1987.
Dikisahkan dalam lirik lagu tersebut, Iwan Fals membuka dengan lirik 'Apa kabar kereta yang terkapar di Senin pagi?' yang mana peristiwa itu terjadi pada hari senin pagi.
Gerbong kereta api saat itu penuh karena bertepatan dengan jam sibuk orang-orang mengawali aktivitasnya.
Ratusan korban meninggal dalam peristiwa tersebut.
Iwan Fals dalam liriknya juga menuliskan "Di gerbongmu ratusan orang yang mati".
Dikutip dari Kompas.com, pemberitaan Harian Kompas, 20 Oktober 1987 menyebutkan, sekitar 156 orang kehilangan nyawa dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.
Ini merupakan satu di antara musibah paling buruk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia, sekaligus menyita perhatian dunia.
Baca: Ketika Iwan Fals Diminta Pilih antara Kantata Takwa atau Swami hingga Jawab soal Inspirasi Bermusik
Baca: Peringati Tragedi Bintaro 1987: Ratusan Orang Tewas,Kabar Terkini Masinis hingga Analisis Kecelakaan
Kecelakaan tersebut terjadi di dekat tikungan melengkung Tol Bintaro, tepatnya di lengkungan "S", berjarak kurang lebih 200 m setelah palang pintu Pondok Betung dan ± 8 km sebelum Stasiun Sudimara.
Iwan Fals menggambarkan lokasi ini melalui lirik "Belum usai peluit, belum habis putaran roda, Aku dengar jerit dari Bintaro, Satu lagi catatan sejarah, Air mata"
Saat itu, kereta api Patas No 220 dengan rangkaian tujuh gerbong dari arah Tanah Abang menuju ke arah Merak bertabrakan dengan KA No 225 dari Rangkasbitung ke Tanah Abang.
Namun demikian, kasus kecelakaan tersebut dirasa Iwan Fals saat itu ada sesuatu yang disembunyikan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.