Industri Film Terdampak Pandemi, Acha Sebut Aktor Bisa Saja Dibayar Murah
Industri film di Indonesia terkena imbas pandemi Covid-19. Banyak produksi film tertunda.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Industri film di Indonesia terkena imbas pandemi Covid-19. Banyak produksi film tertunda.
Apalagi saat bioskop harus ditutup sebagai antisipasi meluasnya penularan covid-19. Setelah dibuka pun jumlah penonton dibatasi sesuai protokol kesehatan.
Seluruh lini dalam produksi film turut merasakan imbas virus ini. Tak terkecuali Acha Septriasa sebagai aktris.
Begitu kata Acha Septriasa dalam live streaming Radio Brava FM, Selasa (9/3/2021). Ia mengatakan jika perfilman di Indonesia saat ini benar-benar sedang diuji.
Baca juga: Acha Cerita Pengalaman Syuting Film Laila Majnun di Azerbaijan
Menurut Acha, saat ini pembuat film mencoba beradaptasi dengan situasi pandemi.
Film yang bernuansa traveling paling dihindari karena prosedur perjalanan keluar negeri maupun ke dalam negeri lebih dibatasi.
"Enggak mungkin juga mobile. Anggota kru yang tadinya 100 orang kini maksimal bisa 40 saja untuk pembuatan film," ungkapnya, Selasa (9/3/2021).
Selain itu Acha mengatakan bisa saja pengeluaran lebih besar ketimbang pemasukan dari penjualan film. Harga sudah ditentukan sejak awal, disebabkan penjualan tidak lagi persatuan tiket.
Penyebabnya karena tidak ada bioskop yang buka. Sehingga produser film memikirkan bagaimana pengeluaran diperkecil seminimal mungkin.
Baca juga: Gading Marten Unggah Foto Kotak Kecil Warna Hitam di Instagram, Lamar Karen Nijsen?
"Karena pesanan sudah ditentukan di awal harganya, produser jadi tidak bebas milih pemain. Enggak bebas eksplor cerita karena keminiman modal," sambungnya lagi.
Acha juga merasa kemungkinan karena keterbatasan modal tadi, aktor akan dibayar di bawah rata-rata. Namun memang itulah bentuk dari penyesuaian industri film akibat pandemi.
Di sisi lain, Acha merasa kesempatan bermain film semakin langka. Karenanya daripada mempertimbangkan bayaran, mungkin bisa dialihkan sebagai pembelajaran.
Perlu adanya sinergi antara pihak developer, produser film, kru. Tidak ada salahnya jika maju bersama-sama.