Anggota Komisi X Dorong Kebangkitan Sineas Lokal dengan Perkuat LSF Daerah
Wacana Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud menghentikan LSF Daerah yang di Indonesia baru satu-satunya di Jawa Timur perlu ditinjau ulang.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PAN Zainuddin Maliki mengatakan persebaran pandemi Covid-19 telah mempersulit keadaan, sehingga banyak shooting dan produksi film mengalami pembatasan.
Dalam keadaan seperti ini, Zainuddin menilai menghentikan keberadaan LSF Daerah, sama halnya dengan semakin mempersulit layanan sensor terhadap industri film, bioskop dan TV khususnya yang diproduksi oleh sineas-sineas lokal.
"Pasalnya, sineas-sineas lokal tersebut tak akan lagi dapat menyensorkan filmnya di daerah, melainkan harus ke Jakarta. Tentu hal ini semakin memberatkan industri film, bioskop dan TV lokal," ujar Zainuddin, kepada wartawan, Jumat (16/4/2021).
Baca juga: Geliatkan Industri Film, Sandiaga Ajak Masyarakat Kembali Nonton di Bioskop
Dengan demikian, kata dia, munculnya wacana Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud untuk menghentikan LSF Daerah yang di Indonesia baru satu-satunya di Jawa Timur perlu ditinjau ulang.
Menurutnya di tengah masa sulit karena dampak pandemi Covid-19, pemerintah harus memberi kemudahan akan kebutuhan sensor film.
Khususnya bagi sineas lokal dengan cukup meminta layanan sensor oleh LSF Daerah.
"Pembentukan LSF Daerah itu sendiri dimungkinkan sesuai dengan amanat UU 33 tahun 2009, tentang perfilman. Pada pasal 58 ayat (4) disebutkan bahwa Lembaga sensor film dapat membentuk perwakilan di ibukota provinsi. Jawa Timur telah mempelopori pembentukan LSF Perwakilan di daerah. Sejauh ini telah terbukti membantu anggota komisioner dalam melakukan tugas penyensoran di daerah," jelasnya.
Baca juga: Adu Akting di Film Surga Yang Tak Dirindukan 3, Fedi Nuril Puji Akting Marsha Timothy
Selama ini telah tercatat tak kurang dari 98 production house di Jawa Timur.
Mereka tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Perfileman Republil Indonesia (APPRI).
Di samping tercatat juga 85 Stasiun TV dari berbagai platform.
Zainuddin mengatakan mereka sangat terbantu, karena film dengan materi dan produk lokal di Jawa Timur yang dibuat dan disiarkannya tidak lagi disensorkan di LSF Pusat (Jakarta).
"Patut diapresiasi LSF Jawa Timur yang berdiri sebagai rintisan perwakilan LSF di daerah telah berhasil menyiapkan berbagai infrastruktur yang memadai dengan jalinan hubungan yang baik dengan stakeholder. Termasuk dukungan positive dari ormas keagamaan seperti Muhammadiyah dan NU. Pemda Jatim pun menyambutnya dengan mengeluarkan Perda No.8 tahun 2014 tentang Pembangunan Dan Pemberdayaan Perfilman Jawa Timur, meski masih memerlukan peraturan teknisnya," jelasnya.
Baca juga: Kapal Nelayan Terbakar di Laut Jawa, 16 Awak Diselamatkan oleh Kapal Master Queen Majesty
Lebih lanjut, Zainuddin mengatakan kehadiran LSF Jawa Timur dapat memiliki fungsi lain.
Tak hanya sekedar memberikan masyarakat tayangan yang sehat dan edukatif.
"Kehadiran LSF Jawa Timur bukan hanya dapat mengawal dan memastikan masyarakat Jawa Timur memperoleh tayangan film dan hiburan yang sehat dan edukatif, tetapi juga dapat dijadikan benchmarking bagi upaya pengembangan LSF di daerah lain," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.