Jadi Jawara All Together Now Italia 2020, Cahayadi Eki Kam Awali Karier Bermusik dari Pengamen
Di balik kesuksesannya jadi juara All Together Now Italia 2020, jejak karier Cahyadi Eki Kam dimulai dari bawah. Jadi pengamen pun pernah dilakoninya
Editor: Anita K Wardhani
"Aku langsung coba ngamen. Dan ternyata ada audisinya, banyak sekali deh. Banyak yang harus dilakukan untuk dapat lisensi dari Pemda Kota Milan. Masing-masing kita ada," kata Eki.
"Jadi ngamen di sana itu tidak sembarang," imbuh Eki.
Untuk memperoleh lisensi mengamen di Kota Milan, Eki terlebih dulu menjalani audisi layaknya akan mengikuti ajang pencarian bakat. Eki juga harus menjelaskan konsep mengamen yang akan dia terapkan di Kota Milan.
"Tes berupa menyanyi. Ditanyakan konsepnya seperti apa mengamen di lokasi itu, ada yang main gitar, bass. Dan dia harus dengan sound yang 50 Watt. Tidak boleh kencang-kencang," tutur Eki.
"Sampai kantornya aku sampaikan konsepnya, aku nyanyi, bawa sound untuk presentasi. Setelah itu dikategorikan, ditulis di lisensi itu. Tiap nyanyi juga selalu ada polisi yang mengecek, apakah sesuai lisensi atau tidak," sambung dia.
Menurut Eki, ada begitu banyak calon pengamen yang bahkan gagal audisi. "Banyak sekali. Kalau yang tidak bagus tidak diberikan lisensi. Jadi benar-benar kayak audisi Indonesian idol gitu," ujar dia.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda Italia, penghasilan Eki dari mengamen cukup banyak. Rata-rata Eki bisa memperoleh 30-50 euro. "Itu sekitar 600-700 ribu per dua jam. Dan begitu saya mengetahui tempat-tempat ramai, akhirnya naik. Lebih dari 100 euro," kata Eki.
"Sampai pernah dapat 300-500 euro dalam dua jam. Itu benar-benar rekor aku. Apalagi kalau long weekend. Banyak turis. Summer time juga bagus untuk ngamen karena dapatnya lebih gede. Seperti kerjaan," lanjutnya. (tribun network/lucius genik)