Edukasi Kelompok Rentan Penting untuk Cegah Stunting
Sepanjang pandemi Covid-19, tantangan baru banyak dihadapi, termasuk dalam penanggulangan stunting.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Selain itu, dengan memanfaatkan teknologi, bisa dilakukan telekonseling, agar nakes tetap aman namun kesehatan anak-anak juga terpantau.
Kepada ibu hamil, Kartini memberikan beberapa saran agar bayi terlahir sehat. Di antaranya, pemeriksaan kesehatan secara berkala, menjaga kesehatan, asupan makanan yang baik, juga menjaga lingkungan agar tetap sehat, termasuk bebas dari asap rokok.
Ia menjelaskan banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting, bukan hanya pada asupan makanan, melainkan juga pola asuh, pola makan, budaya setempat.
Sebagai contoh, pemahaman lokal yang salah seperti makan ikan bisa mengganggu kesehatan. Hoaks yang demikian dapat berdampak pada asupan gizi anak atau ibu hamil.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, M. Adib Khumaidi juga menegaskan pentingnya edukasi sebagai bagian dari upaya preventif promotif dalam hal kesehatan, termasuk mencegah stunting.
“Problematika utama mengatasi kesehatan adalah dengan upaya preventif promotif, bukan upaya kuratif,” ujarnya.
Ia mengharapkan revitalisasi peran Puskesmas dalam upaya tersebut.
“Puskesmas adalah manajer wilayah, perwakilan Kemenkes di satu wilayah. Itu peran yang harus dikedepankan,” ujar Adib.
Pentingnya edukasi stunting disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gorontalo, Cokro R. Katilie.
Ia memaparkan pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak, telah menggencarkan edukasi. Di antaranya dengan Kementerian Agama, berupa edukasi melalui pendampingan calon pengantin baru melalui Kantor Urusan Agama.
Upaya menanggulangi stunting memerlukan koordinasi tanpa sekat dengan berbagai pihak, karena stunting bukan hanya permasalahan kesehatan, melainkan juga infrastruktur, sanitasi, kebudayaan, ketahanan pangan, dan berbagai sektor lainnya.
Berkat kerja sama tersebut, termasuk tim pendamping keluarga dari BKKBN, ia menjelaskan, angka stunting di wilayahnya turun menjadi sekitar 9 persen dari sebelumnya pernah berada pada angka 37 persen.