Men-Tasawwufkan Kedatangan Nikita Mirzani di Pesantren Bina Insan Mulia
Agenda haul dirancang sesuai karaktertistik Pesantren Bina Insan Mulia yang melestarikan beberapa tradisi.
Editor: Husein Sanusi
Kedatangan Nikita Mirzani dan artis-artis lain di Bina Insan Mulia, baik yang normal atau yang kontroversial, dapat dibaca dari sudut pandang ini.
Berpijak di atas Kapal Harapan, Bukan Kapal Penghakiman
Kitab-kitab tasawuf dipenuhi kisah yang memberikan pelajaran penting mengenai perbedaan harapan dan penghakiman.
Ada orang yang di mata manusia mendapatkan penilaian jembolan secara status dan kepemilikan, tetapi dikasih rapot merah oleh Allah bahkan celaka hidupnya.
Kenapa? Karena ia bersandar pada penghakiman (judgment) yang dibuatnya. Misalnya, menghakimi diri sendiri orang hebat, orang suci, lalu menghakimi orang lain sebagai orang kotor atau tidak berguna. Qorun adalah contohnya.
Sebaliknya, ada sekelompok manusia yang mendapat nilai jempolan di mata Allah. Mereka berasal dari ahli ibadah, ilmu, sedekah, pejuang kemaslahatan, bahkan ada yang dari para pendosa. Kenapa? Mereka menggantungkan harapan pada rahmat Allah dalam perjuangannya.
Seluruh rentetan agenda haul di Pesantren Bina Insan Mulia sebenarnya memfasilitasi semua orang untuk berjuang mengharapkan rahmat Allah sesuai keadaannya masing-masing agar menjadi sosok yang lebih baik (becoming the new-you).
Dan, inti dari segala inti tasawuf (ilmu hati) adalah: a) melangkah di atas kapal harapan menuju rahmat Allah tanpa penghakiman, dan b) menghadirkan akhlak yang baik kepada khalik dan makhluk.
Semoga bermanfaat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.