Geram, Ian Kasela Sebut Ucapan Edy Mulyadi Pecah Belah Bangsa, Ini Permohonannya ke Presiden Jokowi
Pernyataan Edy Mulyadi sempat viral di media sosial karena dianggap menghina Kalimantan.
Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ian Kasela meminta Presiden Joko Widodo turun tangan menegur pria bernama Edy Mulyadi yang menghina pulau dan masyarakat Kalimantan.
Hal itu dikatakan Ian sebagai rasa kekecewaan atas prilaku yang menurutnya tidak baik untuk dilakukan.
Pernyataan itu juga sebagai bentuk kepeduliannya sebagai putra asli Kalimantan dan memohon agar Jokowi memberikan sanksi kepada Edy Mulyadi.
“Saya Ian Kasela putra asli Kalimantan memohon dengan sangat hormat kepada bapak Presiden mohon berikan sanksi kepada orang yang ingin memecah belah bangsa mengadu domba lewat aparatur bapak saya yakin bisa memberikan sanksi tersebut,” kata Ian Kasela dikutip dari kanal Youtube pribadi miliknya, Senin (24/1/2022).
Baca juga: Edy Mulyadi Minta Maaf atas Pernyataan Kalimantan Tempat Jin Buang Anak, Tak Ada Maksud Menghina
Baca juga: Respon Pernyataan Edy Mulyadi yang Hina Kalimantan, Olla Ramlan: Orang Kalimantan Kece-kece Loh
Selanjutnya, Ian berharap Jokowi segera memanggil ketua umum partai yang menaungi Edy Mulyadi untuk segera memberikan peringatan kepada para kader.
Tujuannya, agar para kader tidak menyampaikan pernyataan negatif atau dapat memecah belah negara Indonesia.
“Yang kedua jikalau tuan Edy Mulyadi ini benar masih menjadi kader PkS tolong pak panggil ketua umumnya tergur kasih arahan agar para kadernya bisa lebih menghormati bisa lebih menghargai norma tatakrama etika yang ada di Indonesia," ungkap Ian Kasela.
Pelantun lagu Cinderella itu berharap Joko Widodo segera menindaklanjuti terkait penghinaan yang dilakukan Edy sebagai bentuk antisipasi terhadap orang-orang yang menghina Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca juga: Edy Mulyadi Dilaporkan ke Polisi Atas 2 Kasus, Hina Prabowo Subianto dan Masyarakat Kalimantan
“Jangan sampai menggunakan narasi untuk menyerang baik itu lewat ras suku bahasa apalagi agama agar Indonesia tetap damai dan lebih penting tidak ada lagi contoh negatif buat generasi penerus,” tutup Ian Kasela.
Serta pernyataan yang dianggap menghina orang-orang yang tinggal di Kalimantan dengan sebutan "kuntilanak dan genderuwo".
“Ini ada sebuah tempat elit, punya sendiri, yang harganya mahal, lalu dijual pindah di tempat jin buang anak (Kalimantan). Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak dan genderuwo tidak apa-apa bangun di sana. Mana mau orang tinggal di Jakarta terus jual rumah demi tinggal di Penajam sana, menjadi warga ibu kota baru..." katanya dalam cuplikan video.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.