Festival Family Sunday Movie April Dibuka, Sineas Didorong Angkat Keunikan Daerah
Menparekraf Sandiaga Uno optimis Festival Family Sunday Movie menjadi lokomotif kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya animo masyarakat terhadap Family Sunday Movie (FSM) selama 2 periode lalu membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, semakin optimistis kalau FSM menjadi lokomotif kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Terpilihnya film ‘Maramba’, karya Sutradara Riandhani Yudha Pamungkas dari Komunitas Etanan Films pada periode Februari dan film ‘Bagurau’, karya Sutradara Yuditia Leo Andhika, periode Maret adalah langkah awal bagi para sineas muda untuk meningkatkan performa.
Secara tidak langsung kedua film ini juga turut mempromosikan Sumba dan Sumatera Barat sebagai destinasi wisata yang menarik dan patut dikunjungi.
Dari sini penonton bisa menyaksikan ragam budaya yang tertuang dalam karya audio visual.
“Begitulah keistimewaan dari sebuah karya perfilman, yang memberikan dampak positif bagi kebangkitan sektor parekfraf," ujar Sandiaga secara tertulis, dikutip Ahad (3/4/2022).
Lebih lanjut dikatakan, semakin banyak sineas memproduksi film yang mengangkat keunikan daerah, akan semakin cepat pula proses pemulihan ekonomi nasional dan terbukanya lapangan kerja.
Seperti diketahui bahwa film adalah subsektor yang paling cepat menyerap tenaga kerja, setidaknya dalam 1 judul film melibatkan sekitar 30 orang.
Karena itu, Sandiaga kembali mengajak para sineas muda untuk berkompetisi dalam FSM periode April.
“Selamat datang para agen perubahan! Saya tunggu mahakarya kalian mulai 2 hingga 12 April,” ujar Sandiaga.
Kepada para sineas muda yang akan berkompetisi di FSM periode April ini, Sandiaga juga berpesan, agar film yang dihasilkan berkualitas serta memenuhi syarat.
Baca juga: Sinopsis Film Danny The Dog (Unleashed), Aksi Jet Li Melepaskan Diri dari Perbudakan Mafia
“Melalui sinema yang berkualitas dan memenuhi kaidah film pendek, ayo, perlihatkan kearifan lokal dan gali akar nusantara dengan berkarya #DiIndonesiaAja!”
Sejatinya FSM adalah wadah bagi para sineas muda untuk berproses, mengukir sejarah, dan mewujudkan mimpi.
Kemenparekraf sudah menyiapkan berbagai apresiasi bagi film-film yang terpilih, seperti sertifikat, hadiah uang tunai, kit FSM, dan penayangan poster film di sejumlah area Gedung Kemenparekraf.
Film terpilih juga akan ditayangkan secara premier di kanal YouTube Kemenparekraf selama satu bulan. Film dengan jumlah viewers terbanyak, disebutkan Sandiaga, akan mendapat hadiah tambahan berupa uang tunai.
Manfaat lain ketika para sineas muda ikut serta di FSM adalah terbukanya kesempatan untuk mengikuti film market, di mana para pembuat film akan bertemu dengan para investor dari dalam dan luar negeri, seperti Akatara, sebuah forum bisnis dan pasar film terbesar di Indonesia yang diselenggarakan pada 29-30 Maret lalu.
Dengan banyaknya manfaat mengikuti FSM ini, Sandiaga berharap bagi para sineas yang belum sempat berpartisipasi pada periode lalu, bisa mendaftarkan karyanya di bulan April.
Adapun informasi lengkap mengenai FSM dapat diakses melalui akun media sosial dan situs resmi FSM.
“Tetap semangat! Karena mahakarya akan selalu menemukan jalannya,” pesan Sandiaga.