Baim Wong dan Paula Verhoeven Dikritik soal Citayam Fashion Week, Disebut Serakah, Norak, Kapitalis
Aksi Baim Wong dan sang istri Paula Verhoeven yang mendaftarkan Citayam Fashion Week ke HAKI mendapat kritik banyak pihak.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Salma Fenty
TRIBUNNEWS.COM - Aksi Aktor Baim Wong dan sang istri Paula Verhoeven, yang mendaftarakan brand Citayam Fashion Week sebagai hak kekayaan intelektual (HAKI) mendatangkan banyak kritikan.
Kritikan datang dari sejumlah tokoh, termasuk Ernest Prakasa hingga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Seperti diberitakan sebelumnya pendaftaran merek Citayam Fashion Week (CFW) ke Kementerian Hukum dan HAM dilakukan oleh PT Tiger Wong, perusahaan milik artis Baim Wong dan istrinya, Paula Verhoeven tersebut.
Citayam Fashion Week yang diajukan PT Tiger Wong diterima pada 20 Juli 2022 tersebut ditulis dalam permohonan sebagai hiburan dalam peragaan busana hingga podcast.
Citayam Fashion Week, yang didaftarkan perusahaan Baim Wong, juga akan menjadi layanan penyedia video online yang tidak dapat diunduh di bidang mode, organisasi peragaan busana untuk tujuan hiburan, pelaksanaan pameran, peragaan busana, dan pameran kebudayaan untuk tujuan hiburan.
Baca juga: Ridwan Kamil Sarankan Baim Wong Cabut Pendaftaran Merek Citayam Fashion Week
Lantas berikut kritik-kritik tersebut, dikutip Tribunnews dari berbagai sumber:
1. Ridwan Kamil Minta Pendaftaran di HAKI Dicabut
Melalui akun twitter miliknya, @ridwankamil, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta pendaftaran Citayam Fashion Week ke HAKI oleh Baim Wong dan istri dicabut saja.
Ridwan Kamil pun menyarankan agar kepengurusan dilakukan oleh kaum muda yang bergerak di Citayam Fashion Week sendiri.
"Dear Baim Wong dkk.
Nasehat saya, tidak semua urusan di dunia ini harus selalu dilihat dari sisi komersial. Fenomena #CitayamFashionWeek itu adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuh kembangnya harus natural dan organik pula.
Sekalinya diformalkan & dimewahkan, apalagi oleh orang luar, malah akan hilang tujuan & maksudnya. Dan biasanya gerakannya malah akan mati muda. Biarkan ini jd cerita, bahwa fashion jalanan tetap di jalanan. Bukan di Sarinah, bukan di podcast, bukan pula harus menginternasional.
Biarkan tetap Slebew bukan Haute Couture. Ada kalanya mereka hanya butuh ruang ekspresi. Dan tidak perlu negara turut campur terlalu jauh. Tidak perlu pula individu2 di luar komunitasnya ikut-ikutan mengatur-ngatur.
Jikapun ingin diorganisasikan lebih baik, biarlah mereka sendiri yang mengurusnya melalui komunitasnya. Oleh mereka bukan anda. Anda dan istri sudah hebat punya kerja-kerja luar biasa. Lanjutkan. Tapi bukan untuk inisiatif yang ini.