Kisah Sedih Via Vallen di Balik Keguguran yang Ia Alami, Pingsan di Hotel hingga Kehabisan Darah
Selain harus rela kehilangan calon bayinya, Via Vallen rupanya juga sempat pingsan gara-gara tak segera dirawat di rumah sakit.
Penulis: Daryono
Editor: Salma Fenty
Pukul 17.00 WIB, Via mengikuti gladi resik untuk acara live malam di sebuah stasiun televisi.
Saat itu, kondisi Via Vallen juga masih baik-baik saja.
Namun, setelah Magrib, perut via Vallen mulai sakit.
Ia merasa kesakitan sampai tidak bisa melakukan apapun.
"Pas sakitnya dateng cuma bisa diem. Padahal durasi sakitnya kurang lebih cuma 10 detikan tapi ya gitu sakit banget dan itu berulang tiap 2 menit sekali," tulis Via Vallen.
Saat merasakan sakit itu, Via Vallen pun terlihat sudah mengenakan kostum warna merah untuk live malam itu.
Saat itu, suami Via Vallen sudah mengajak Via untuk ke dokter, namun Via menolak.
"Aku ngerasa ini ga terlalu buruk karena aku emang lumayan susah mendeksripsikan rasa sakit. Mungkin karena aku termasuk tipe orang yang kuat nahan sakit kali ya," tulisnya.
Semakin malam, kondisi Via semakin lemas.
Suaminya kembali mengajak Via untuk pulang dan membatalkan tampil di acara, namun ia tetap tidak mau.
Via Vallen kemudian menelepon dokter dan menceritakan kondisinya.
Dokter lalu menjawab, "Anaknya udah mau keluar itu."
Via kemudian bertanya obat apa yang bisa menghilangkan nyeri.
Dokter menyatakan obat nyeri apapun tidak akan berpengaruh.
Via Vallen pun kemudian tetap tampil menyanyi dengan menahan rasa sakit.
"Tiap reff terakhir ini udah nahan nangis banget aku saking sakitnya. Karena katanya, sakitnya tuh udah kek orang mo lahiran," ujarnya.
Selesai menyanyi, Via vallen pun langsung ke mobilnya dan dibawa menuju hotel sambil ia minum obat yang diberikan dokter.
Sata hampir tiba di hotel, sakit yang dialami Via Vallen bertambah dengan durasi yang lebih lama.
Via Vallen berteriak dan menangis karena menahan sakit.
Suami Via Vallen sudah mengajak untuk ke rumah sakit namun, Via tetap menolak karena tak ingin dikuret.
"Aku ngikutin kata dokter aja kalau udah keluar pasti udah ga sakit lagi. Jadi cukup minum obat saja," tulisnya.
Sampai di hotel sekitar pukul 12 malam, Via Vallen dianter ke kamar dengan kursi roda.
Setelah tiba di kamar, tiba-tiba Via merasa ada yang keluar.
Ternyata yang keluar cuma cairan saja, tanpa gumpalan apapun.
Namun, 15 menit kemudian, Via Vallen kembali kesakitan.
Kali ini ia mengeluarkan darah cukup banyak.
"Ampe netes-netes kaya air keran," tulisnya.
Suami Via Vallen pun sangat khawatir dan bertanya kondisnya apakah lemas atau tidak mengingat darah yang keluar cukup banyak.
Via Vallen mengatakan kondisinya baik-baik saja dan tidak merasa lemas.
Via kemudian berbaring di kasur.
Tidak lama kemudian, Via Vallen merasakan ada yang keluar lagi.
Ia kemudian ke bathub lagi.
Kali ini, darah yang keluar lebih banyak dari yang sebelumnya.
Via kemudian merasa lemas.
"Aku senderan di bathub. Trus aku bilang sama suami 'Bi aku lemas, mulai kliyengan aku, kayanya aku mau pingsan," tulis pelantun lagu Sayang ini.
Suami kemudian memeluk Via Vallen.
Via merasa pandangannya saat itu mulai remang-remang.
Ia kemudian bilang lagi ke suaminya:
"Aku udah gak kuat nahan bii, mau pingsan aku."
Suami Via pun menjawab" jangan pingsan mi, ayo ke dokter ya istigfar terus baca doa terus mi"
Via Vallen diajak bicara terus.
Saat itu, Via Vallen tidak mau di bawa keluar kamar dengan keadaan kotor banyak darah.
Ia berpikir untuk mandi dulu.
"Akhirnya aku bilang" aku ga bisa gini bi, aku gak mau kotor, aku mau mandi dulu" sambil langsung berdiri keluar dari bathtub."
Baru satu kaki yang keluar dari bathtub aku makin lemas, ga bisa bawa badan dan akhirnya langsung pingsan." tulisnya.
Via Vallen pun pingsan.
Kata suaminya, saat Via pingsan, nafas Via Vallen udah tersengal-sengal seperti orang ngorok.
Beberapa saat kemudian, Via Vallen sadar dan sempat mendengar suaminya nangis sambil berkata "Mi tolong jangan ginian aku miii."
Via Vallen mendengar suara suaminya dan kemudian bilang" aku udah gak papa bii"
Tahu Via Vallen sadar, suaminya langsung membersihkan darah di tubuh Via Vallen.
Ia juga membersihkan darah di bathub.
Setelah itu, Via Vallen dibawa ke kasur dan diberi air minum sambil yang lain telepon dokter dan ambulans.
"Sampe akhirnya aku ngrasa ada yang keluar lagi. Kali ini darahya ampe bocor ke celana. Aku mau bersih2 lagi di toilet. Pas dibopong berdiri, aku langsung lemes mau pingsan lagi. Suami nangis, panik banget.
Kulit aku warnanya udah kuning banget pucet semua sebadan ampe muka. Kaki aku jg dingin kaya es. Akhirnya suami bilang" udh ga bisa nunggu lagi, langsung ke rumah sakit aja pake mobil'," tulis Via Vallen.
Dini hari itu juga Via Vallen dibawa ke rumah sakit.
Saat di rumah sakit, tekanan darah Via Vallen cuma 60.
Normalnya, tekanan darah manusia adalah 90.
Menurut Via Vallen, kondisinya saat itu sudah seperti orang kritis.
Via Vallen mengaku tidak menyangka kondisinya bakal seburuk itu.
"Di situ ternyata tensiku cm 60. Tanganku diinfus dua-duanya. detakku ada di monitor. Kondisiku di situ udah kaya orang kritis. Biar infusnya udah ampe dua, tensiku masih ga stabil. abis naik dikit langsung turun lagi karena darahnya masih keluar terus. Aku ga nyangka bisa sefatal ini," tulisnya.
Dokter kemudian sempat menyayangkan Via Vallen baru dibawa ke rumah sakit.
Setelah di rumah sakit, Via Vallen akhirnya baru menyetujui untuk dilakukan kuret.
"Dokter bilang" kenapa baru dibawa ke RS sampe tensinya 60, termasuk telat ini. Kata dokter juga kondisiku ga akan membaik kecuali dikuret untuk menghentikan pendarahan dan sakit di perutnya. akhirnya suamiku bilang" ayo mii kuret aja ya mii, kondisimu lebih penting mii, biar ga sakit sakit lagi. Akhirnya aku mengiyakan suamiku.
21 Oktober 2022
Setelah tekanan darah Via Vallen normal, pada pukul 8.30 WIB, Via Vallen pun dikuret.
Setelah sadar dari obat bius, ia kemudian dirawat di kamar.
Setelah itu diperiksa, HB Via vallen cuma 6 g/dL.
Normalnya, kadar HB wanita yakni 12-16 g/dL.
Akhirnya dilakukan transfusi darah ke Via Vallen sebanyak 4 kantong.
Di akhirnya ceritanya, Via Vallen berharap apa yang ia alami jadi pelajaran bagi perempuan agar tidak mengabaikan saran dokter.
"Semoga ceritaku ini bisa jadi pelajaan buat perempuan yang mungkin punya pengalaman yang sama kaya aku. Intinya jangan bandel. Mencintai diri sendiri itu penting!!," tulisnya.
(Tribunnews.com/Daryono)