Hal itu membuat Tere mengalami fase tanpa arah.

"Semenjak mualaf dan ayah saya meninggal tahun 2013, saya dalam fase hijrah tanpa arah dan tertutup dengan kebenaran duniawi," jelas Tere ketika ditemui di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini, Jakarta Timur, Minggu (19/12/2022).

Ia pun sadar bahwa dirinya tidak menjalani ketentuan dan kewajiban sang pencipta dalam ajarannya.

"Sampai akhirnya Allah menarik pulang kedua orang tua saya tidak mengenal Islam, dan ayah saya menarik mundur mengenal Islam," sambungnya.

Saat itu, ia merasa berada di titik terendah dalam hidup dan memulai berhijrah.

Ia juga mencari guru untuk mengajarkannya tentang Alquran.

Di samping itu, Tere juga meminta ampunan kepada sang pencipta.

"Saya banyak istigfar, sholawat, dan yang pasti setiap kita berinteraksi sama Alquran itu ego kita akan terkubur."

"Karena ini semua kebetulan, ini terjadi atas izin allah dan ikhtiar yang kita lakukan," bebernya.

Ia pun mengaku ikhlas untuk meninggalkan kariernya.

"Insya Allah dengan ilmu dan ikhlas yang harus ditumbuhkan, dan kecintaan kepada Rasulullah SAW."

"Saya belajar mengenal kisahnya Rasullulah dan akhirnya saya paham kenapa baginda rasul menjadi cahaya bagi semesta," tambahnya.

Sempat jadi anggota DPR

Setelah namanya tenggelam di dunia musik, Tere Pardede sempat menjadi anggota DPR periode 2009-2014 dari Partai Demokrat untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat II.