Keluhan Penonton di Balik Kesuksesan Konser Dewa 19 di JIS, Akses Transportasi Massal hingga Parkir
Penonton menilai masih banyaknya kekurangan yang perlu dibenahi untuk menjadikan JIS sebagai acara olahraga maupun non-olahraga berskala besar.
Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewa 19 sukses menggelar konser bertajuk Pesta Rakyat 30 Tahun di Jakarta International Stadium (JIS), Sabtu (4/2/2023).
Namun di balik kesuksesan konser Dewa 19, tidak sedikit para penonton yang mengeluhkan terkait akses transportasi.
Salah satu penonton yang ikut menyoroti yakni Adriansyahyasi.
Baca juga: Momen Mesra Anies Baswedan dan AHY Nonton Konser Dewa 19 di JIS: Selfie dan Duduk Bareng Baladewa
Melalui akun Twitternya ia mengeluh akan masih banyaknya kekurangan yang perlu dibenahi pemerintah untuk menjadikan JIS sebagai acara olahraga maupun non-olahraga berskala besar.
"Menyelenggarakan acara besar di JIS ini bencana besar 75.000 penonton bubaran dari stadion tanpa akses transportasi umum massal, tanpa parkir yang layak, bahkan tanpa akses trotoar yang layak Resep sempurna membuat bencana seperti Kanjuruhan kembali terjadi," tulis cuitan Adriansyahyasin, dikutip Tribunnews.com, Minggu (5/2/2023).
Kemudian, Adriansyah mengungkapkan kekurangan infrastruktur yang menurutnya belum siap untuk JIS digunakan sebagai tempat acara dengan jumlah pengunjung besar.
"Dan dengan desain Indonesia, semua 75.000 orang itu ditumpahkan ke SATU TITIK KELUAR Keluar dari stadion langsung disambut jalan tak bertrotoar, akses bus shuttle yang gak jelas. Buat apa stadion bagus tapi infra pendukungnya gak ada sama sekali," ungkap Adriansyahyasin.
Lebih lanjut ia menjelaskan bagaimana kejadian penumpukan penonton usai Konser Dewa 19. Dimana menurutnya semua penonton yang keluar dari area JIS langsung di arahkan ke jalan bersamaan dengan kendaraan.
Tidak hanya itu kekurangan lainnya tidak adanya fasilitas trotoar yang memadai untuk memberikan kenyamanan bagi para pejalan kaki.
"Keluar dari area langsung tumpah ke jalan bersama semua kendaraan, bus, rombongan pejabat, tukang baso, motor Jalan kaki rasa menantang maut. Trotoar gak ada beneran berasa navigasi darat nyari jalan yang kosong ketemu kali besar lah gorong-gorong lah," tuturnya.
Kemudian kekurangan selanjutnya berada di transportasi untuk menuju area JIS yang menurutnya sangat susah untuk diakses dengan berjalan kaki.
"Harusnya diseriusi dulu bangun akses transportasi umum yang layak untuk mengakomodasi ribuan orang yang akan datang untuk acara ke sini Kemudian jaringan trotoar juga dibenahi Wacana akan dibangun Stasiun KRL, Jalur LRT baru… Jangan sampai jadi omong kosong politik belaka," lanjutnya.