Ekspresi Estetis Dina Subono Lewat Film Pendek 'Cintanya Cinta Raga'
Film ini ingin mengingatkan kepedulian, cinta, dan kasih sayang keluarga maupun lingkungan sosial berpengaruh pada kondisi fisik dan mental seseorang.
Penulis: Toni Bramantoro
Editor: Willem Jonata
Kehadiran platform tersebut menjadi medium baru bagi insan perfilman tanah air, termasuk film pendek. Film-film ini semakin dikenal publik, tidak hanya beranjak dari satu festival ke festival lainnya.
"Film pendek memiliki kesempatan dan masa depan luas, terutama untuk masuk di OTT yang bisa diakses hingga mancanegara. Itu sebabnya film ini memakai bahasa Inggris, selain karena ingin nuansa yang berbeda,” ujar Dina optimis.
Dina Subono bukan orang baru di industri perfilman tanah air. Sebelum terjun sebagai sutradara, penyandang gelar akademik S2 Magister Kenotariatan lulusan Universitas Pancasila Jakarta ini, mengawali karirnya sebagai pemain film dan sinetron.
Ia juga seorang Produser Film Pendek dan Disc Jockey (DJ). Salah satu film yang pernah dibintanginya adalah film layar lebar ’Ayu Anak Titipan Surga’ produksi tahun 2015. Dina berperan sebagai Bu Susi dalam film tersebut.
Selain Dina Subono, satu lagi sineas muda yang juga multi peran terlibat di produksi film ini adalah Ramacanaa. Tidak hanya menjadi pemeran, melainkan juga bertindak sebagai Produser Eksekutif.
Ramacanaa mengatakan, idealnya sebuah industri seharusnya memberikan ruang seluas mungkin kepada sineas. Entah itu sineas mainstream (industri) atau para sineas indie (sidestream) yang kerap terabaikan oleh industri besar perfilman tanah air.
“Padahal sineas kita punya potensi ikut mengembangkan perfilman negeri ini. Apalagi banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam industri perfilman di Indonesia,” ujar mahasiswa bidang studi Hukum yang juga seorang Disc Jockey (DJ) dan Produser Musik Elektronik ini.
Sudah seharusnya, kata Ramacanaa, seluruh stage holder, dan pemangku kepentingan industri film di Indonesia ikut mendukung pergerakan sineas indie yang serius menggarap film sebagai konten kearifan lokal.
Indonesia punya cerita rakyat yang tak kalah seru dengan dongeng mancanegara. Potensi ini dapat tumbuh melalui pergerakan dan produksi film indie.
“Harusnya para pemangku kepentingan di industri film dan pemerintah ikut mendukung potensi ini melalui subsidi silang. Sebagaimana Hollywood selalu mempropagandakan negara dan bangsanya sebagai bangsa hebat lewat film,” kata Ramacanaa.
Film pendek produksi Anidkana Films bergenre thriller ini, menceritakan sosok pemuda bernama Raga, seorang eksekutif muda yang hidup bergaya metropolis. Raga ingin menikah dengan Jani, teman akrab semasa kuliah. Raga tidak harmonis dengan keluarganya dan terlibat pergaulan yang salah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.