Berkaca dari Radja, Ketua Umum Gekrafs Usulkan Pengamanan Khusus Pelaku Ekraf Saat Kerja di LN
Gekrafs memberi usul kepada Kemenparekraf agar berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk mendorong adanya kebijakan pengamanan khusus
Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) menilai perlu adanya kebijakan perlindungan optimal bagi pelaku ekonomi kreatif (ekraf) yang bekerja di luar negeri.
Kebijakan itu dinilai perlu setelah kejadian tak mengenakkan dialami personel band Radja seusai manggung di Johor, Malaysia, beberapa waktu silam.
Ia Kasela dkk mengaku sempat disekap dan mendapat ancaman pembunuhan.
Mereka juga diperlakukan secara buruk.
"Pelaku ekraf kita merupakan 'pahlawan devisa' yang juga bertugas sebagai 'duta' dari Indonesia saat bekerja dan berkarya di Luar Negeri, berkarya dari kasus Radja kemarin, rasanya perlu ada kebijakan perlindungan optimal untuk pelaku ekraf kita dari pemerintah," ujar Ketua Umum Gekrafs Kawendra dalam keterangannya, Kamis (23/3/2023).
Baca juga: Anak Ian Kasela Pegang Bukti Rekaman Suara Saat Momen Terjadi Ancaman di Malaysia
Oleh karena itu, ia memberi usul kepada Kemenparekraf agar berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk mendorong adanya kebijakan pengamanan khusus terkait talenta ekonomi kreatif yang mengais rezeki di luar negeri.
"Jadi tidak sepenuhnya mengandalkan pengamanan dari penyelenggara acara, tapi negara pun hadir secara langsung di sana," lanjutnya.
Grup band Radja kala itu sebenarnya sukses menggelar konser di Johor Bahru yang diselenggarakan oleh Majestic Johor. Mereka menghibur fansnya.
Namun, setelah selesai manggung, personel Radja tiba-tiba didatangi puluhan orang di sebuah ruangan. Di dalam ruangan itu, mereka diancam akan dibunuh.
Ian Kasela dkk kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib di wilayah tersebut.
Namun, mereka kecewa karena pelaku dibebaskan setelah memberi jaminan.