Cerita Kepanikan Chikita Meidy Anaknya Divonis Kawasaki Disease, Ternyata Salah Diagnosis
Ternyata penyakit yang dialami anaknya adalah infeksi bakteri. Karena penyakit tersebut anaknya demam tinggi hingga mimisan.
Editor: Willem Jonata
Chika Cecilia Oktaviany pun meminta waktu. Ia mengaku hanya memiliki sedikit luang untuk memutuskan, apakah pindah ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis Kawasaki Disease atau menghubungi dokter langgananannya dari kecil.
"Mamahku minta izin ke aku telepon dokter langgananku sejak kecil. Saya sempat marah, karena kan saya ibunya saya yang harus bisa ambil keputusannya, cuma bingung," terangnya.
"Mama telepon dokter langganannku dan diminta ditransfer atau dipindahkan ke rumah sakit dimana dokter langgananku ini bekerja," tambahnya.
Saat berpikir, Chikita yakin putranya tidak terkena Kawasaki Disease. Sebab, masih mengajak main, bisa menatap, dan hanya lemas karena demam.
"Tapi di satu sisi gejalanya mirip kayak penyakit kawasaki. Akhirnya aku temui dokter rumah sakit pertama, aku putuskan ke rumah sakit dokter langgananku," katanya.
"Dokter di sana fair. Mereka mengizinkan dan memfasilitasi ambulans untuk pindah rumah sakit," sambungnya.
Setibanya di rumah sakit kedua, 17 April 2023 malam, Chikita langsung menemui dokter langganannya. Ia diminta melarikan anaknya ke IGD dan dipasang infus.
"Aku diminta tidak panik dan berpikir buruk anakku terkena Kawasaki. Akhirnya diperiksa diagnosa awal infeksi bakteri. Aku diminta mencairkan resep dokter berisi obat puyer untuk anakku," ucapnya.
"Aku, suami, mamah dan papahku ngobrol sama dokter. Mamahku aktif bertanya, disitu aku merasa sama suami gak berguna banget gitu yang aktif mama papaku," tambahnya.
Dari obrolan itu, Chikita diminta tidak berpikir buruk tentang kondisi Javier. Dokter meminta keluarga meminumkan obat puyer ke Javier, yang sebelumnya sang anak diminta puasa beberapa jam untuk observasi kekembungan perut.
"Malam itu, Javier minum obat puyer itu. Kemudian, jam 3 malem tuh turun panasnya ke 37,8. Pagi minum puyer, dokter minta lihat dulu nih reaksi obat kedua dalam waktu sehari. Dokter yakin masalahnya di perut," jelasnya.
Mendengar penjelasan dokter, Chikita pun tenang. Lalu, jam 7 pagi Javier meminum obat lagi dan jam 10 pagi, panasnya menurun ke 36,5 drajat.
"Siangnya anakku pertsma kali minta makan minta nasi sosis. Mba aku sujud sukur didepan kasur, alhamdulillah Javier minta makan dan bilang Javier minta makan mau sembuh," katanya.
"Disitu aku senang sekali mendengarnya. Karena dia engga makan hampir seminggu. Cuma makan sushi beberapa aja dan hanya dikecapin doang," sambungnya.