Tangan Mus Mujiono Kram Saat Manggung di Cuaca Dingin Gunung Bromo
Pantauan Tribunnews, suhu udara di area konser Amfiteater Jiwa Jawa Resort mencapai 14 derajat celcius.
Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musisi legendaris Mus Mujiono tampil di Jazz Gunung Bromo 2023.
Mus Mujiono tampil bersama Sweet Swing Noff setelah aksi panggung Deredia sekitar pukul 17.00 WIB.
Uniknya dalam penampilan kolaborasi Mus Mujiono dan Sweet Swing Noff, tim penyelenggara menyediakan bara api untuk para personel dan penonton yang merasa kedinginan.
Begitupun Mus Mujiono yang kerap menghangatkan tangannya disela-sela aksi panggungnnya.
Pantauan Tribunnews, suhu udara di area konser Amfiteater Jiwa Jawa Resort mencapai 14 derajat celcius.
Baca juga: Tampil di Ketinggian 2000 Mdpl Jadi Pengalaman Terbaik Deredia dalam Jazz Gunung Bromo 2023
Tangan dari pelantun lagu Tanda-Tanda itu sempat kram.
"Ini jujur tangan saya suka kram engga bisa main (karena dingin) terpaksa ininya (tangan) main ke atas (bara api)," kata Mus Mujiono di panggung Jazz Gunung Bromo 2023, Jumat (21/7/2023).
Pria berusia 63 tahun ini bahkan baru pertama kali manggung dengan properti konser bara api yang digunakan untuk menghangatkan tubuh dan tangannya.
Mus Mujiono diketahui tampil menggunakan gitar dengan ciri khasnya.
"Baru kali ini saya manggung bersama bara api emang dingin banget jujur ini ke tinggian kira-kira 2 ribu meter," ujar Mus Mujiono.
Kendati demikian, Mus Mujiono tampil profesional dirinya terus berusaha menghibur para penonton yang hadir di acara tahunan festival Jazz Gunung Bromo 2023 lewat lagu Pergi ke Puncak Asmara (Oddie Agam), Mesra (Mus Mujiono) Beyond the Sea (George Benson), Lestari (Mus Mujiono) dan Ku Nyatakan Cinta (Chandra Darusman).
Setelah penampilan Mus Mujiono akan ada musisi sekaligus komposer asal Belanda Henk Kraaijeveld pada 19.00 WIB.