Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Sogi Indra Dhuaja Sempat Idap Psikosomatis, Berawal Sakit Gerd hingga 90 Hari Konsumsi 270 Obat

Kecemasan yang dirasakan kemudian mempengaruhi terhadap kondisi tubuh atau sebaliknya dari sang artis

Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Sogi Indra Dhuaja Sempat Idap Psikosomatis, Berawal Sakit Gerd hingga 90 Hari Konsumsi 270 Obat
Tribunnews.com/Fauzi Nur Alamsyah
Sogi Indra Dhuaja ketika ditemui dalam acara Festival Podcast Indonesai di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Sabtu (22/6/2024) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelawak sekaligus aktor Sogi Indra Dhuaja Sempat mengidap sakit psikosomatis.

Dimana kecemasan yang dirasakan kemudian mempengaruhi terhadap kondisi tubuh atau sebaliknya dari sang artis.

Kejadian itu diidapnya sejak 2020 saat pandemi Covid 19.

"Jadi di masa pandemi itu gue merasakan ada yang salah kondisi badan gue," kata Sogi ketika ditemui dalam acara Festival Podcast Indonesia di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Sabtu (22/6/2024).

Penyakit tersebut diketahuinya ketika sering mengidap gerd yang cukup lama. Kondisi tersebut kemudian membuat Sogi Extravaganza biasa disapa ini harus mengonsumsi obat sebanyak 3 butir dalam sehari. 

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Kenali Gejala dan Penanganan Tepat Gerd dan Tukak Lambung

Sogi kemudian harus menghabiskan 270 butir obat selama 90 hari lamanya.

Berita Rekomendasi

"Gue tuh GERD lama banget dan si gerd ini, gue tuh sampe dapat obat 90 hari dari dokter. Sehari minum 3 kali, jadi obatnya ada 270 obat yang gue harus makan," ujar Sogi.

Menilai kondisi tubuhnya sudah tidak lagi sehat membuat Sogi kemudian melakukan konsultasi ke dokter hingga psikolog dan akhirnya ia didiagnosis anxiety to depression.

"Di situ gue mencari apa penyebabnya, ternyata salah satu penyebab gerd itu kondisi psikologis, ternyata masalah psikologis yang terjadi sama seseorang bisa menjadi penyakit fisik, apapun itu," ucap Sogi.

"Kemudian ditemukan lah akhirnya ke psikolog, ke dua psikolog, dua-duanya mengatakan gue ini anxiety to depression, anxiety itu kecemasan menuju ke depresi," lanjutnya.

Kondisi tersebut kemudian membuat Sogi tidak bisa menahan amarahnya kepada orang-orang terdekat, salah satunya ke sang anak.

"Jadi kalau ada pikiran-pikiran yang membuat gue anxiety attack segala macam itu gue cukup bisa memanage supaya dia tidak berujung jadi penyakit," tuturnya.

Namun sejauh ini Sogi berhasil untuk melewati sakitnya itu sejak 2022 silam setelah melakukan berbagai macam pengobatan.

"Iya benar, mulai bisa mengontrol 2022 akhir," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas