Duka Ferry Maryadi: Kelihatannya Saja Tegar, Saya Anak Bungsu Ditinggal Mama Pasti Hancur
Ferry Maryadi berusaha tegar meski hatinya hancur sepeninggal ibunya. Ia sengaja menutupi kesedihan di depan anak-anaknya.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Ferry Maryadi merasa sangat kehilangan sepeninggal Rospita, ibunya.
Perasaan itu semakin nyata ketika ia memakamkan jenazah almarhumah di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2024).
"Kelihatannya aja tegar, namanya saya anak bungsu ditinggalkan mama sudah pasti hancur dan patah hati, cuma ya dikuat-kuatin aja," kata Ferry Maryadi usai pemakaman.
Ferry mengklaim dirinya seorang imam, sudah sepatutnya untuk menutupi kesedihannya di depan anak-anak dan istri, disaat menyaksikan pemakaman sang ibunda.
"Kalau saya terlihat hancur di depan istri dan anak, bagaimana jadinya mereka," ucapnya.
Di sisi lain, kekuatan dan ketegaran hati Ferry pun karena ia mengingat pesan dari teman-temannya yang paham agama, bahwa ia sebagai suami atau imam harus lebih kuat dari istri dan anaknya, meskipun kehilangan orang tuanya sendiri.
"Kita sebagai imam paling tidak jgn terlihat rapuh dan lemah meski di dalam hatinya hancur. Kalau kelihatan lemah dan rapuh, bagaimana anak dan istri kita. Walau terlihat tegar dan ikhlas, tetap nangis dan kehilangan," jelasnya.
Ferry Maryadi mengakui kalau dirinya tidak ada disaat terakhir kepergian sang ibunda untuk selama-lamanya, karena ia sedang bekerja di Kendari, Sulawesi Tenggara.
"Jadi yang menemani ibu ya Deswita dan Kaka-kaka saya. Yang menuntun ibu mereka semua, karena saya baru tadi pagi sampai Jakarta," ujar Ferry Maryadi. (ARI/ Wartakotalive.com)