Berusaha Kuat Jadi Alasan Pradikta Wicaksono Tak Pernah Mau Nangis di Depan Anggota Keluarga Lain
Penyanyi Pradikta Wicaksono alias Dikta mengakui bahwa dirinya adalah sosok pribadi yang sulit untuk menangis di keluarga.
Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyanyi Pradikta Wicaksono alias Dikta mengakui bahwa dirinya adalah sosok pribadi yang sulit untuk menangis di keluarga.
Bukan tanpa sebab, Dikta merasa bahwa dirinya sebagai satu-satunya anak cowok harus bisa kuat dan tidak boleh cengeng.
Baca juga: Juicy Luicy Feat Adrian Khalif hingga Dikta Ramaikan Midea Run to Party: Pagi Lari, Sore Party
Dikta juga merasa bahwa dirinya sudah terbiasa untuk bisa memendam rasa sedih yang kemudian dikeluarkan saat sedang sendirian, atau bahkan tidak sama sekali.
"Kebetulan saya karena anak laki-laki satu-satunya, jadi sering mikir kalau semua nangis terus nanti siapa yang nenangin," ucap Pradikta Wicaksono di kawasan Fatmawati Jakarta Selatan, Kamis (18/9/2024).
"Jadi saya terbiasa kayak pas papah sakit semua nangis saya gak boleh nangis," terusnya.
Dikta pun terbiasa untuk tidak menunjukkan rasa sedihnya terutama ke almarhum ayah yang sudah meninggal beberapa waktu lalu.
Baca juga: Dikta Wicaksono Ngaku Sempat Sembunyikan Tato selama 4 Tahun, Terbongkar saat Malam Takbiran
Sebagai anak cowok, Dikta terbiasa untuk mendahulukan orang lain jika ingin menangis dan bertugas untuk menenangkan.
"Saya mikirnya jadi mau nangis dimana nih jangan disini, kalau disini bokap gak suka gue sedih, keluarga dulu deh," tuturnya.
"Saya terbiasa ketika semua orang berantakan tugas saya untuk menetralkan semua, jadi saya emang merasanya lumayan berat nih, mau join sedih-sedihan. Sampai akhirnya di badan terbentuk sendiri kalau mau nangis susah yaa," terang Dikta.
Dikta bercerita bahwa momen terendah dirinya adalah ketika sang ayah meninggal dunia. Di masa ketika sang ayah sakit adalah kesedihan terdalam Dikta saat itu.
"Ya yang parah banget pas papah sakit terus meninggal, karena buat saya waktu itu papah adalah superhero saya dan ketika dia sakit saya gak percaya ko sakit sih," ungkap Dikta.
"Soalnya dia setiap sakit saya tanya selalu bilangnya nggak ko gitu, akhirnya sakit beneran dan meninggal. Di momen dia jatuh sakit itu saya ancur banget, tapi setelah itu pelan-pelan saya bisa bangkit," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.