Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Tips Bagi Orang Tua Hadapi Remaja yang Emosinya Labil

Pada tumbuh kembang anak remaja, orang tua kerap kali menghadapi perubahan emosi mereka yang acap terjadi.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Tips Bagi Orang Tua Hadapi Remaja yang Emosinya Labil
pixabay
Ilustrasi remaja. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada tumbuh kembang anak remaja, orang tua kerap kali menghadapi perubahan emosi mereka yang acap terjadi.

Kadang-kadang emosi ini juga berhubungan dengan mood. Istilah yang cukup ramai dari perubahan emosi ini adalah mood swing.

Tiba-tiba remaja bisa sedih dan mengurung diri. Namun, sesaat kemudian remaja bisa kembali normal dan senang kembali. 

Lantas bagaimana orang tua bisa merespon perubahan emosi pada remaja dengan bijak?

Terkait hal ini, psikolog sekaligus psikoterapis Anna Surti Ariani, S.Psi.,M.Si beri penjelasan. 

Baca juga: Gangguan Lambung Tak Kunjung Sembuh Bisa Jadi Tanda Kesehatan Mental Terganggu

Hal pertama yang perlu dilakukan oleh orang tua jika memasuki fase remaja, anak sedang mengalami perubahan hormon. 

BERITA REKOMENDASI

"Kita orang tua memahami bahwa oke anak saya tuh memang sedang mengalami perubahan hormon. Orang tua jadi lebih mau memahami remajanya gitu," ungkapnya pada Talk show kesehatan virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Senin (7/10/2024). 

Di sisi lain, orang tua juga perlu paham, ada perubahan yang cukup pesat terjadi saat anak remaja.

Kondisi inilah yang membuat seorang remaja memiliki kondisi emosi tidak stabil. 

Pada masa remaja, ukuran dan bentuk otak sebetulnya sudah hampir menyamai orang dewasa.

Hanya memang, kata Anna belum semua bagian otak berkembang dengan sempurna. 

"Bagian yang belum matang misalnya adalah platform korteks. Di situ adalah bagian yang memproses tentang sesuatu kayak misalnya perencanaan, pengambilan keputusan secara bijak gitu," paparnya.

Nah, pada bagian ini, perkembangan otak belum sempurna pada remaja

"Sementara ada bagian lain yang sudah ada, tuh agak di tengah gitu, namanya amigdala. Amigdala ini memproses emosi dan agresifitas. Ini yang membuat remaja tuh jadi sering kelihatan labil," lanjutnya. 

Karena secara emosional, perkembangan otak remaja sudah matang. 

Tapi kemampuan bagian otak untuk merencanakan hingga mengambil keputusan belum matang, sehingga tidak mengherankan jika remaja sulit untuk bisa bersikap tenang dan cenderung meledak-ledak. 

Kedua, setelah orang tua memahami situasi ini, beri anak kenyamanan. 

Ketika orang tua bisa memberikan kenyamanan, rasa aman pada remaja, maka amigdala bisa memproses dengan lebih baik dan tenang. 

Ketiga, orang tua upayakan jangan terpancing emosi atau amarah saat menenangkan remaja

"Dan jadinya dalam berusaha untuk menenangkan (remaja), ya sudah pasti orang tua itu tidak perlu ikut kepancing marah," sambungannya. 

Orang tua juga tidak perlu merasa diabaikan atau gagal dalam mendidik anak. 

Diharapkan pada orang tua untuk bersikap tenang dan wajar. 

Karena pada situasi ini, anak memang sedang mengalami problem besar dalam perkembangan otak ini. 

"Jadi sebagai orang tuanya, tenang saja, dampingi lah. Kalau dia lagi marah sama orang tuanya, jadilah bumper ibaratnya supaya remaja menjadi tenang," tutup Anna. 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas