Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Tembus Industri Kreatif, Sahli Himawan Produser Film yang Berangkat dari Musik Menuju Layar Lebar

Karier produser Film Cocote Tonggo, Sahli Himawan, menjadi sorotan dalam kiprahnya terjun ke industri kreatif Tanah Air

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Tembus Industri Kreatif, Sahli Himawan Produser Film yang Berangkat dari Musik Menuju Layar Lebar
TribunSolo.com/Chrysnha Pradipha
Sahli Himawan produser eksekutif film Cocote Tonggo 

Industri perfilman Tanah Air bakal semakin berwarna dengan kehadiran film berjudul Cocote Tonggo karya Bayu Skak.

Deretan artis peran Indonesia turut terlibat dalam film drama komedi ini. Mulai dari Dennis Adhiswara, Ayusitha, Asri Welas, Yati Pesek hingga Furry Setya.

Cocote Tonggo mengambil latar kehidupan bertetangga di Kota Solo, termasuk dialognya berisi Bahasa Jawa khas Kota Bengawan.

Seperti namanya, Cocote Tonggo berarti cibiran tetangga dalam Bahasa Indonesia.

Bukan tanpa maksud sang sutradara, Bayu Skak memilih nama tersebut untuk film yang diproduksi oleh SKAK Studio dan Tobali Film.

Menurutnya, kehidupan bersosial atau bertetangga tak akan jauh dengan yang namanya omongan atau cibiran tetangga.

"Film ini menceritakan suami istri penjual jamu kesuburan, tapi justru mereka ini belum memiliki keturunan. Nah pasti akan ada cocote tonggo atau jadi bahan omongan tetangga, ini yang seru dan related dengan kehidupan bertetangga lalu kita bawa ke dalam film," ujarnya dalam jumpa pers di Sumber, Solo, Sabtu (31/8/2024).

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, ia memiliki alasan kuat memilih Kota Solo sebagai latar cerita.

Yakni berkat kekentalan budaya Jawa yang menjadi ciri khas, antara lain dari dialek bahasanya hingga tradisi ramuan jamu kesuburan.

Bahasa Jawa Mataraman (Solo) disebutnya menjadi tantangan tersendiri bagi para aktor Cocote Tonggo.

Apalagi bahasa di Solo berbeda dengan bahasa di Yogyakarta, Semarang atau bahkan di kota-kota Jawa Timur.

"Itulah tantangannya bagi kami, di sini (aktor) berasal dari berbagai daerah campuran, Jakarta, Semarang, Malang, Yogyakarta semuanya belajar dialek Solo. Tapi, alur film komposisinya tetap 60 persen bahasa Jawa, 40 persen bahasa Indonesia," ucap sineas Yowis Ben tersebut.

Tantangan juga dirasakan oleh Dennis dan Ayusitha sebagai pasangan pemeran utama dalam film.

Dennis yang merupakan asli Malang, Jawa Timur dituntut mahir berbahasa Indonesia dengan dialek Jawa-nya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas