Rita Subowo Beri Kuliah Umum di Perayaan Ulang Tahun ke-3 Indonesia Olympians Association
Indonesia Olympians Association atau IOA menggelar kuliah umum dari Anggota Dewan Komite Olimpiade Internasional (IOC)
Penulis: Toni Bramantoro
Terkait dengan adanya somasi yang dilayangkan oleh pimpinan KON Pusat, Rita Subowo menyatakan bahwa itu hanya kesalahpahaman saja.
"Wushu itu khan sama sama anggota KONI Pusat dan KOI," terangnya. Rita Subowo menyesalkan adanya somasi tersebut, yang dilayangkan dua kali.
"Apa sih susahnya telepon-teleponan, khan kita berdekatan, jadi tidak perlu sampai somasi segala," keluhnya Rita Subowo.
Rita Subowo menyatakan, kalau ditingkat atas saja seperti terjadi 'management conflict', bagaimana dibawah? "Jelas yang menjadi korban nantinya atlet juga," kata Rita Subowo.
Karena menjadi sesi curhat, beberapa anggota IOA turut memberikan pendapatnya, diantaranya pegulat Olimpiade Seoul 1988 Suryadi, dan pemanah putri di Olimpiade 1976 Montreal, Leane Sumiar.
Suryadi menyatakan bahwa saat ini kondisi olahraga Indonesia sedang sakit. Dia mempertanyakan UU SKN Nomor 3 Tahun 2005, dengan kemungkinan diamandemen.
"Sekarang olahraga semakin dikuasai oleh politik, itu juga yang terlihat di daerah saya," ungkap pegulat yang tinggal di Kalimantan Timur itu.
Rita Subowo menyatakan, salah satu esensi olahraga adalah menciptakan harmonisasi, bergandengan-tangan. Semua pihak bisa berjalan dengan fungsinya masing-masing.
Dalam UU Nomor 3 Tahun 2005 atau UU SKN jelas disebutkan, pemerintah bertanggung-jawab atas pendanaan pembinaan cabang olahraga. Sayangnya, pemerintah tidak menganggap pengucuran dana untuk olahraga tersebut sebagai sebuah investasi.
"UU-nya bagus, hanya saja 'the man behind-nya yang tidak sama visinya," terang Rita Subowo.
Sementara itu, dalam pandangan Leane Sumiar, nilai-nilai 'olympism' sudah semakin jauh berkurang, sportivitas sudah kian menyusut. Di satu daerah sudah sering terjadi pertikaian antara sesama pengurus cabang olahraga.
Menyikapi hal itu, Rita Subowo mengajak IOA untuk bekerja keras dan dengan niat yang tulus untuk mengembalikan kejayaan olahraga Indonesia.
"Bagi saya tidak ada istilah mantan atlet," tegas Rita. (tb)