Eng Hian: Greysia/Nitya Harus Jaga Peak Performance
Menutur Eng Hian perlu ada perombakan total di sektor ganda putri jika ganda putri ingin meraih juara di ajang All England dan Kejuaraan Dunia.
Penulis: Murtopo
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kepala pelatih ganda putri Pelatnas Cipayung, Eng Hian, mengatakan bahwa mempertahankan prestasi lebih sulit dibandingkan pada saat merebutnya.
Untuk itu Eng Hian ingin membantu agar anak didiknya Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari tetap mempertahankan peak performance mereka, serta menanamkan pola pikir supaya mereka tidak cepat puas meskipun baru saja meraih medali emas di nomor perorangan ganda putri, Asian Games 2014, Incheon, Korea Selatan.
"Mendapat hasil bagus dalam waktu yang cepat pastinya menjadi keinginan semua orang. Yang susah itu mempertahankan," ujar Eng Hian.
Agar peak performance Greysia/Nitya tetap terjaga Eng Hian yang telah melatih Greysia/Nitya sejak Maret 2014 itu membuat program latihan yang lain dari biasanya di hari Sabtu.
"Kami duduk bersama dan berdiskusi soal program latihan. Mengenai program di hari Sabtu ini memang benar, karena di hari itu lah peak penampilan pemain paling tinggi, kalau di turnamen kan hari Sabtu itu berat. Jadi di latihan kita terapkan seperti itu, kalau biasanya Sabtu agak ringan, kali ini dibuat berat seperti pertandingan," ujar Eng Hian.
Menutur Eng Hian perlu ada perombakan total di sektor ganda putri jika ganda putri ingin meraih juara di ajang kejuaraan selevel All England dan Kejuaraan Dunia.
"Awalnya saya menangani ganda putri potensi lewat proses negosiasi yang cukup lama dengan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI,Rexy Mainaky yang ingin ganda putri bisa juara di ajang All England, BWF World Championships dan selevelnya. Kala itu saya bilang kalau saya butuh waktu yang lebih panjang untuk membangkitkan sektor ini," ujarnya.
Lebih lanjut Eng Hian mengatakan perlu waktu enam tahun untuk merombak total kebiasaan dan prilaku atlet. Mulai dari keseharian para atlet.
"Karena saya lihat ganda putri kita seperti 'empty', teriakannya saja yang ramai, tetapi tidak ada 'soul' nya. Saya rasa kendala pertama ada di fisik, bukan cuma dari pertahanan, tapi kekuatan otot, postur tubuh. Namun sekarang saya cukup optimis dengan ganda putri kita," ujarnya.