Stadion GBK Menampung 78 Ribu Penonton
Dirut GBK, Wiratno menjelaskan nantinya tidak ada lagi bangku panjang untuk penonton. Saat renovasi rampung, seluruh penonton yang hadir dapat kursi
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stadion Gelora Bung Karno sedang direnovasi menjelang Asian Games 2018. Bagaimana bentuk dan fungsinya nanti setelah selesari renovasi? Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (GBK), Winarto menjelaskan beberapa perubahan di antaranya kapasitas berkurang menjadi 78 ribu penonton, satu bangku satu penonton, dan stadion menjadi lebih modern.
Dirut GBK, Wiratno menjelaskan nantinya tidak ada lagi bangku panjang untuk penonton. Saat renovasi rampung, seluruh penonton yang hadir akan mendapat jatah satu kursi. "Itu diubah karena standar internasional wajibkan satu penonton harus duduk di satu bangku," jelasnya.
Perubahan itu, ungkap Wiratno akan berdampak pada berkurangnya daya tampung stadion kebanggaan warga Jakarta. Jika sebelum renovasi, kapasitas penonton di GBK tidak dapat dihitung pasti. Nantinya ada jumlah pasti orang yang dapat masuk. "Jumlah penonton maksimal nantinya sekitar 78 ribu orang. Sebelumnya bisa lebih dari 80 ribu orang, tapi kurang aman," kata Wiratno.
Disamping perubahan daya tampung, pencahayaan untuk pertandingan yang berlangsung malam hari akan mengalami perubahan, terutama dalam sumber tenaga listriknya. "Di atap akan dipasang solar cell untuk menerapkan konsep green energy," tutur Wiratno.
Lintasan atletik yang ada di sekeliling lapangan akan tetap dipertahankan keberadaannya. Hanya saja ada perubahan di bahan lintasan. Jika sebelum pemugaran berbahan gravel, untuk menyesuaikan standar OCA akan diganti dengan bahan sintetis.
Terkait luas lapangan sepakbola, tidak ada perubahan. Meski ada pembongkaran rumput selama proses pemugaran senilai lebih dari Rp 778 miliar.
Saat ini, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sudah dipagari sekelilingnya. Hingga renovasinya yang dijadwalkan selesai oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) pada Oktober 2017 mendatang, warga Jakarta dan sekitarnya tidak bisa menggunakan jalur aspal melingkarnya untuk berolahraga.
Saat Tribun mengunjungi kandang tim nasional Indonesia itu, tampak beberapa pekerja bangunan membongkar interior kantor-kantor federasi olahraga yang ada dalam satu bangunan stadion tersebut. Lapangan hijaunya pun sudah digali alat berat. Tampak kayu dan beton bekas hasil pembongkaran masih berada di sekitarnya.
Seorang pekerja bangunan menyebutkan, mereka masih diberi tugas untuk membongkar tambahan bangunan yang sifatnya semi permanen. "Seperti triplek pembatasan di dalam kantor-kantor. Tambahan beton-beton yang bukan aslinya bangunan juga dibongkar," ujarnya. Selain itu dia diberi tahu, pada bagian dalam stadion, seluruh bangku penonton akan dilepas untuk diganti dengan yang baru.
Ia menyebutkan, Kompleks GBK yang sudah menjadi fasiltas olahraga berstandar internasional nantinya akan lebih terbuka untuk ruang publik dan akan dijadikan pusat seni dan budaya.
Asian Games ke-18 telah ditetapkan Olympic Council of Asia (OCA) berlangsung di Indonesia pada 2018 mendatang. Jakarta dan Palembang telah ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan ajang olahraga internasional tersebut.
Jika di Palembang sebagian besar pertandingan berlangsung di kompleks olahraga Jakabaring, di Ibukota Indonesia, kompleks Gelora Bung Karno, Senayan yang menjadi pusat kemeriahan Asian Games nantinya.
Pemerintah pun langsung melakukan pembenahan besar-besaran untuk fasilitas olahraga yang dibangun pada 1960 silam. Direktur Utama Pusat Pengelolaan GBK, Winarto menyebutkan pemugaran seluruh kompleks olahraga itu akan berlangsung bertahap, mulai pertengahan Agustus 2016 hingga diharapkan selesai pada November 2017.
Dia menyatakan, seusai renovasi rampung, Kompleks GBK sudah menjadi fasiltas olahraga berstandar internasional. Namun, tetap dapat dinikmati masyarakat luas. "Akan lebih terbuka untuk ruang publik, juga akan dijadikan pusat art culture," kata Wiratno saat dihubungi belum lama ini.
Meski akan lebih modern, seluruh bangunan yang termasuk dalam proyek mercusuar Bung Karno ini akan dipertahankan bentuk aslinya. Direktur Pengembangan Usaha Pusat Pengelolaan Kompleks GBK, Gatot Tetuko menuturkan tidak akan ada warisan nasional yang akan dihilangkan selama proses renovasi.
"Sejarah kami jaga, tapi fungsi modernnya ditingkatkan untuk penuhi standar internasional. Orang akan tetap tahu kalau ini (GBK) warisan budaya," kata Gatot.
Dalam proses pemugaran untuk ajang empat tahunan ini, hampir seluruh fasiltas di kompleks olahraga ini akan diperbarui. Mulai dari jalur pejalan kaki luar GBK yang sudah lowong dari penjual tanaman, hingga lapangan bola luar Stadion Utama yang kesemuanya akan diberi tempat penonton. Namun, dari seluruh fasiltas yang ada, Stadion Utama dan Stadion Renang akan mengalami pembaruan paling signifikan.