Raja Sapta Oktohari bilang Asian Para Games Angkat Derajat Difabel di Indonesia
Ketua Panitia Penyelenggara Asian Para Games INAPGOC Raja Sapta Oktohari menilai rendahnya tentang pemahaman kaum difabel di Indonesia.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Panitia Penyelenggara Asian Para Games (INAPGOC), Raja Sapta Oktohari menilai rendahnya tentang pemahaman kaum difabel di Indonesia.
Insiden yang dialami mahasiswa penyandang difabellitas di salah satu perguruan tinggi swasra di jakarta menandakan bahwa masih rendahnya pemahaman tentang keberadaan kaum difabelitas di Indonesia.
"kasus yang terjadi baru baru ini tethadap kaum difabel dan menjadi viral di media sosial ini menjadi bukti bahwa masih rendahnya perhatian tehadap kaum difabel di indonesia," ungkap Raja Sapta yang juga ketua umum PB ISSImenanggapi perlakuan tidak wajar terhadap kaum difabel Selasa (18/7/2017).
Adanya beberapa kasus yang dialami kaum difabel, Raja Sapta Oktohari akan menjadikan multi event Asian Para Games sebagai ajang mengangkat harkat penyandang difabelitas di Indonesia.
"Adanya tindakan semena mena terhadap penyandang difabelitas ,maka Asiam Para Games dijadikan momentum mengangkat harkat dan martabat bagi kaum difabelitas di indonesia," urai Raja Sapta Oktohari.
Okto dalam kesempatan itu juga mengungkapkan pelaku "bully"harus diberikan pemahaman lebih jauh tentang keberadaan kaum difabel.
"Jika perlu dijadikan volunteer pada kegiatan Asian Para Games .karena kalau hanya dihukum akan menimbulkan antipati," kata pria yang akrab disapa Okto.
Sebelumnya seorang berkebutuhan khusus dibully oleh mahasiswa lainnya di salah satu perguruan tinggi swasta di jakarta.
Bahkan mahasiswa berkebutuhan khusus itu disoraki oleh mahasiswa lainnya.Akibat Insiden itu sejumlah penggiat sosial yang sangat perhatian terhadap penyandang Autisme geram dan mendatangi kampus tersebut.
Asian Para Games III akan berlangsung di Jakarta 8-16 Oktober 2018. Perhelatan multi event bagi kaum difabelitas Asia ini akan diikuti 42 negara.
Multi cabang penyandang difabelitas dihelat sebulan setelah penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang September 201.