Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Kisah Dedeh Erawati Yang Sempat Frustrasi Sebelum Berjaya

Dedeh Erawati mulai mendapat kepercayaan membawa nama Indonesia sejak masuk Pelatnas SEA Games 1997. Namun demikian, kegagalan demi kegagalan

Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Kisah Dedeh Erawati Yang Sempat Frustrasi Sebelum Berjaya
TRIBUN/DANY PERMANA
Atlet atletik nasional Dedeh Erawati (kiri) berlatih didampingi pelatihnya Fahmy Fachrezzy (kanan) di Stadion Atletik Rawamangun 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Dedeh Erawati mulai mendapat kepercayaan membawa nama Indonesia sejak masuk Pelatnas SEA Games 1997. Namun demikian, kegagalan demi kegagalan meraih medali membuat Dedeh frustrasi.

Sejak SEA Games 1997 sampai 2003 Dedeh tak mampu menyumbangkan prestasi untuk Indonesia. Hal tersebut membuat Dedeh Erawati merasa jenuh. Apalagi setelah Dedeh melahirkan Diva Renata Amelia Jayadi, putri semata wayangnya, pada 2002.

Dedeh mulai berpikir untuk mengakhiri kariernya sebagai atlet. Dedeh ingin fokus bekerja sebagai karyawan di Bank Mandiri.

Suatu ketika, saat Dedeh jogging setelah bekerja di Stadion Madya, dia bertemu Fahmy Fachrezzy. Pria yang kini menjadi pelatihnya tersebut waktu itu sedang melakukan persiapan Aerobic Gymnastic untuk SEA Games.

Saat bertemu Fahmy bertanya kepada Dedeh ke mana saja dia karena baru kali ini terlihat di lapangan. Dedeh menjawab dia bingung karena rekor nasionalnya tidak pernah lebih rendah dari 13,9 detik. Dedeh menilai jika dia tidak bisa memecahkan rekornya itu dia tidak bisa menjadi juara di SEA Games.

“Kamu itu sebenarnya bukan tidak bisa maju, atau tidak punya potensi, tapi cuma belum digali. Sebenarnya masih banyak yang belum bisa kamu asah,” tutur Dedeh menirukan perkataan Fahmy kepada Tribun.

Berita Rekomendasi

Bagaimana respons Dedeh? Dia kembali menegaskan kebingungannya kepada Fahmy.

"Bukan saya tidak cinta lagi kepada atletik, tapi karena saya sudah putus asa dan harus bagaimana lagi," ujar Dedeh.

Fahmy tidak menyerah kepada Dedeh. Setelah pertemuan itu dia terus memotivasi Dedeh. Motivasi Fahmy berhasil karena Dedeh akhirnya memutuskan kembali menjadi atlet atletik.

PON Palembang pada 2004 menjadi titik kebangkitan Dedeh. Saat itu Dedeh mampu mencetak rekor 13,87 detik. Setahun kemudian, tepatnya  tahun 2005, Dedeh ikut serta di SEA Games di Manila. Dedeh mendapat medali perak sekaligus memecahkan rekor nasional. Dua tahun setelahnya Dedeh meraih medali emas di SEA Games Bangkok.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas