Kisah Paralympian Angkat Besi Indonesia: Ujaran Spesial Sang Ayah Berbuah Sederet Prestasi
Ayahnya hanya menjawab “kamu tidak berbeda, kamu itu spesial dari yang lainnya. Setelah dewasa nanti kami akan mengerti,” ujar Widi
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Pencapaian itu membuat Widi semakin besemangat. Ketika kelas satu SMP, Widi masuk skuat pelatnas NPC di Solo. Dari situ lah, prestasi demi prestasi internasional Widi mulai terukir.
Prestasi Widi antara lain, tahun 2008 memenangkan medali perunggu di ParaGames ASEAN di Nakhon Ratchasima, sedangkan tahun berikutnya ia menerima medali perak di Kuala Lumpur.
Dia juga dianugerahi dengan medali pada kompetisi tingkat nasional di Surakarta dan Bali. Dia bersaing di kelas 40 kilogram.
Prestasi mentereng lainnya yakni juga tercatat sebagai peraih medali perunggu di Paralimpiade Rio de Janeiro tahun 2016 dan berhasil menjadi atlet satu-satu nya yang berhasil menyumbang Medali Perunggu untuk kategori angkat berat 41 kilogram.
Widi juga berhasil meraih Medali Emas di ajang Asean Para Games 2017 di Malaysia untuk kategori 45 kilogram.
Kini, tak lama lagi, penampilan Widi akan kembali teruji. Dia akan tampil di ajang Asian Para Games 2018 yang terselenggara di Jakarta pada 6-13 Oktober.
Di ajang itu pun, Widi mengaku optimistis bisa menyumbangkan medali bagi Indonesia, terlebih sebelumnya ia mampu menorehkan catatan apik pada kejuaaraan di Jepang dan Prancis.
“Saya baru pulang dari Jepang, ikut turnamen kualifikasi paralyimpic Tokyo 2020. Saya dapat perak. Dua bulan lalu juga dapat emas Europe Open Prancis. Dan sekarang sata beraada di ranking kedua dunia. Yang pegang rekor masih dari China, dia sangat kuat. Semoga di Asian Para Games Jakarta, prestasi saya bisa lebih baik,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.