WGM Medina Balas Kekalahan Irene dari Le Thanh Tu di Mongolia
WGM Medina Warda Aulia mengalahkan (2362) atas WGM Le Thanh Tu (2220, Vietnam) yang sehari sebelumnya mengalahkan IM Irene Kharisma Sukandar
Penulis: Deodatus Pradipto
Medina mulai berupaya mengendalikan serangan dengan mengorbankan satu bidak di petak a6.
“Tu menerimanya. Antisipasi yang keliru. Medina mulai unggul terutama setelah berhasil merebut kembali bidak yang dikorbankannya di a6 pada langkah 32,” tutur Kris.
“Bayang-bayang kemenangan mulai tampak ketika Medina unggul satu bidak pada langkah 44. Medina merebut satu bidak lagi di b6 empat langkah kemudian. Tu menyerah langkah ke-52,” imbuhnya.
Senada dengan Media, Irene yang bermain dengan buah putih memilih pembukaan London System yang cenderung tidak ada pertarungan teori pembukaan dan lebih banyak mengandalkan pada adu pemahaman permainan catur.
“Dalam hal ini pengalaman dan pemahaman mengenai posisi, kerangka bidak dan kerja sama buah lebih penting dan menentukan, Pada langkah ke-16 Mendoza membuat kesalahan posisional dengan menaruh Menterinya di petak d7 sehingga Irene bisa unggul satu bidak tanpa lawan mendapatkan kompensasi serangan,” jelas Kris.
“Keunggulan satu bidak itu yang dipakai Irene untuk menekan perlahan-lahan hingga menang pada langkah ke-55” tambahnya.
Hasil babak kedua yang cukup keras membuat Tim Indonesia tidak boleh terburu berbangga diri.
Pertarungan yang semakin keras nampaknya akan muncul pada babak-babak selanjutnya.
Tumbangnya unggulan tuan rumah menjadi bukti utamanya.
“Pertandingan catur tidak mudah diprediksi. Elo Rating dan posisi unggulan tidak selalu bisa menjadi pijakan,” ujar Head of Social Investment JAPFA dan Chief de Mission Tim Catur Indonesia R. Artsanti Alif.
“Perjuangan tim Indonesia masih panjang dan pertarungan nampaknya semakin keras. Meski demikian peluang masih terbuka lebar dan pemahaman posisi bidaklah yang nantinya akan menentukan,” tutupnya.