Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Ini Cara Pebulutangkis Putri Indonesia Antisipasi Kondisi Shuttlecock di Kejuaraan Dunia 2019

Berkaca pada penyelenggaraan tahun lalu, kondisi shuttlecock memiliki karakteristik berat, bagaimana menyiasatinya?

Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Ini Cara Pebulutangkis Putri Indonesia Antisipasi Kondisi Shuttlecock di Kejuaraan Dunia 2019
Tribunnews/Abdul Majid
Tunggal Putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat diwawancarai setelah menjalani latihan di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Selasa (13/8/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi shuttlecock di kejuaraan dunia bulutangkis 2019 belum bisa dipastikan, namun jika berkaca pada penyelenggaraan tahun lalu, kondisi shuttlecock memiliki karakteristik berat.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pelatih tunggal putri Rionny Mainaky pun mempunyai cara tersendiri.

Hal itu dikatakan Gregoria Mariska Tunjung yang ditemui usai menjalani latihan di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Baca: Kabar Panas Bursa Transfer Pemain Persib Bandung: Rene Mihelic Out? Masuk Gelandang Serang Belanda?

Baca: Link Live Streaming Persita Tangerang vs Blitar Bandung United: Live TVOne Sore Ini

Baca: Daftar Lengkap 27 Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019

Baca: Hasil Drawing Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019: Ganda Putra Indonesia Bakal Saling Sikut

“Ya, emang sih dari Om onny dari sebelumnya kan bolanya dipetik, jadi biar lebih berat. Jadi kita harus terbiasa sama bola-bola seperti itu,” kata Gregoria.

Berita Rekomendasi

“Kadang kita pakai kok yang biasa saja, tapi kadang juga dipetik, dipatahin kecil gitu biar lebih berat. Itu jadi antisipasi, biasanya kan kalau main di Indonesia pakai kok yang bulu tebal,” sambungnya.

Sementara itu, pebulutangkis ganda campuran Gloria Emanuelle Widjaja tidak terlalu memperdulikan kondisi kok di kejuaraan dunia nanti.

“Jadi saya tak pikirkan bola berat. kalau berat pun sudah tahu takarannya seperti apa,”

“Pastikan sudah ada perubahan di sana. ada angin dikit atau bolanya kencang atau apa. Sebelumnya kan pertandingan di Swiss kan level GP, jadi kualitas shuttlecock yang dipakai di Kejuaraan dunia jelas beda,” ujarnya.

Kejuaraan bulutangkis dunia yang dihelat di St. Jakobshalle Basel, Swiss tepatnya pada 19-25 Agustus. 


27 pebulutangkis Indonesia rencanya akan bertolak ke Swiss pada esok malam.

Tim Indonesia ditargetkan satu gelar juara. Ganda putra, khususnya Kevin/Marcus yang kini masih bertengger di nomor satu dunia berpeluang besar untuk meraih gelar tersebut.

Latihan Khusus Ganda Putra

Jelang berlaga di Kejuaraan dunia bulutangkis 2019, pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi terus memberikan latihan khusus kepada anak asuhnya.

Pada kejuaraan dunia tersebut, Indonesia menurunkan empat ganda putra; Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Berry/ Hardianto.

Namun sebelum bertolak ke Swiss, Herry mengatakan dirinya masih menerapkan pola latihan khusus yakni 4 vs 2 dan 3 vs 3.

4 vs 2 dilakukan guna melatih dua pemain dalam segi bertahan, sedangkan 3 vs 3 untuk mengasah teknik dan kelincahan pemain.

Baca: Kabar Panas Bursa Transfer Pemain Persib Bandung: Rene Mihelic Out? Masuk Gelandang Serang Belanda?

Baca: Link Live Streaming Persita Tangerang vs Blitar Bandung United: Live TVOne Sore Ini

Baca: Daftar Lengkap 27 Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019

Baca: Hasil Drawing Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019: Ganda Putra Indonesia Bakal Saling Sikut

“Pola 3 lawan 3 itu sering kita terapkan. Bentuk latihan ini tak semua pemain bisa melakukannya. Butuh skill untuk penempatan bola," kata Herry saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

"Saat 2 lawan 2 kan lapangan kelihatan lebar. Kalau di 3 lawan 3 tak bisa salah pukul bola. Di depan ada orang, di belakang ada, jadi mematangkan penempatan bola, menaikkan tempo," sambungnya.

"Sebenarnya ini saya meneruskan pola latihan Koh Chris (Christian Hadinata). Itu awalnya di kejuaraan kita dapat lapangan latihan terbatas. Jadi kalau main cuma dua pasangan, satu pasangan nganggur," ujar Herry.

Kejuaraan bulutangkis dunia yang dihelat di St. Jakobshalle Basel, Swiss tepatnya pada 19-25 Agustus.

Tim Indonesia pun ditargetkan satu gelar juara. Ganda putra, khususnya Kevin/Marcus yang kini masih bercokol di nomor satu dunia berpeluang besar untuk meraih gelar tersebut.

Andalkan Kevin/Marcus

Herry Iman Pierngadi mengaku optimistis anak asuhnya bisa merebut gelar juara pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 yang dilehat di St. Jakobshalle Basel, Swiss tepatnya pada 19-25 Agustus.

Malihat dari torehan prestasi, Kevin/Marcus masih jadi andalan di sektor ini dibanding dua ganda lainnya yakni Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. 

“Seperti biasa ganda putra selalu ditargetkan untuk juara. Buat saya itu tantangan, tapi buat pemain jangan dijadikan beban,” kata Herry seusai memimpin latihan di Pelatnas PBSI, Cipayung, Selasa (13/8/2019).

Baca: Kabar Panas Bursa Transfer Pemain Persib Bandung: Rene Mihelic Out? Masuk Gelandang Serang Belanda?

Baca: Link Live Streaming Persita Tangerang vs Blitar Bandung United: Live TVOne Sore Ini

Baca: Daftar Lengkap 27 Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019

Baca: Hasil Drawing Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019: Ganda Putra Indonesia Bakal Saling Sikut

“Harapannya kami bisa merebut gelar, saya selalu optimistis karena hasil kemarin di dua kejuaraan besar kami bisa meraih gelar. Saya sebagai pelatih harus optimistis,” sambung Herry.

Sementara itu, soal hasil drawing ganda putra, Herry mengaku kecewa lantaran tidak akan terjadi All Indonesian Final.

“Melihat hasil draw menutup kemungkinan Indonesia buat all Indonesian final, seperti yang terjadi kemarin di Indonesia Open dan Japan Open. Karena ada tiga pasangan kumpul di undian atas. Drawnya memang sedikit kurang bagus buat kami. Tapi pemain Jepang dan Tiongkok juga sama, pemain mereka kumpul di undian bawah semua,” ungkap Herry.

Seperti diketahui, pada Indonesia Open dan Japan Open 2019 lalu, final ganda putra berhasil mempertemukan Kevin/Marcus dengan Hendra/Ahsan. 

Kedua gelar tersebut akhirnya dikantongi oleh duet Kevin/Marcus.

 Namun kali ini, jika keduanya berhasil melewati lawan-lawannya, Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan akan bertemu lebih awal, di babak semifinal.

Melihat kiprah di Kejuaraan Dunia sebelumnya, sejauh ini Hendra/Ahsan sudah dua kali berhasil menjadi juara dunia, yaitu pada tahun 2013 dan 2015. 

Sementara Kevin/Marcus sejak tahun 2015 berpasangan, belum bisa meraih gelar tersebut. 

Baca: Kabar Panas Bursa Transfer Pemain Persib Bandung: Rene Mihelic Out? Masuk Gelandang Serang Belanda?

Baca: Link Live Streaming Persita Tangerang vs Blitar Bandung United: Live TVOne Sore Ini

Baca: Daftar Lengkap 27 Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019

Baca: Hasil Drawing Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019: Ganda Putra Indonesia Bakal Saling Sikut

Hasil Drawing Bikin Wakil Indonesia Saling Sikut

Turnamen badminton Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 bakal digelar di St. Jakobshalle, Basel, Swiss, pada 19-25 Agustus 2019 mendatang.

Sementara itu, belum ada rilis resmi apakah TVRI akan menyiarkan langsung atau live streaming Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 ini.

Seperti diketahui, TVRI memegang hak siar sejumlah turnamen badminton di tahun 2019.

 

Baca: Link Live Streaming SCTV Timnas U-18 Indonesia Vs Laos Sore Ini: Garuda Muda Pesta Gol Lagi?

Pelatih kepala ganda putra nasional Indonesia, Herry Iman Pierngadi, menyesali hasil undian pada Kejuaraan Dunia 2019.

Berdasarkan hasil undian yang dirilis Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), tiga ganda putra Indonesia berada dalam satu pul, seperti dilansir Bolasport.

Pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo berpeluang bertemu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto pada babak perempat final.

Pemenang dari laga tersebut akan berjumpa dengan ganda putra Indonesia lainnya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada fase semifinal.

Pasangan ganda putra yang tidak berada dalam satu grup ialah Berry Angriawan/Hardianto.

"Melihat hasil drawing, tidak terlalu menguntungkan. Kalau kejuaraan dunia, drawingnya cukup baik, memungkinkan sekali bisa All Indonesian Finals lagi," kata Herry dilansir BolaSport.com.

"Ternyata hasil undiannya pupus karena bertemunya pada semifinal. Tetapi, saya tetap optimistis bisa memberikan hasil terbaik dari nomor ganda putra," ucap Herry.

Pada Indonesia Open dan Japan Open 2019, tim ganda putra Indonesia menciptakan All Indonesian Finals antara Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra.

Hasilnya pada masing-masing turnamen BWF World Tour Super 1000 dan Super 750 tersebut, Marcus/Kevin keluar sebagai juara dan Ahsan/Hendra menjadi runner-up.

Menurut Herry, ada unsur kesengajaan yang dilakukan BWF saat proses pengundian karena pemain Asia sudah akan bertemu sejak babak awal. Contohnya, Indonesia, Jepang, dan China.

Meski demikian, ada sisi positif dari hasil undian kali ini. Indonesia yang memiliki persaingan ketat dengan Jepang dan China akan lebih mudah.

Pada pul bawah, Takuto Inoue/Yuki Kaneko (Jepang) berpotensi bertemu unggulan kedua asal China, Li Jun Hui/Liu Yu Chen.

Unggulan kelima, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) berpeluang bertemu Liu Cheng/Zhang Nan (China) jika melaju mulus sejak babak pertama.

Sementara itu, wakil Jepang lainnya, Takeshi Komura/Keigo Sonoda kemungkinan bertemu pasangan China, Hi Jing Ting/ Tan Qiang, pada babak ketiga.

Pada Kejuaraan Dunia 2018, ganda putra Indonesia gagal mempersembahkan gelar juara.

Saat itu, Marcus/Kevin terhenti pada babak perempat final.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas