Piala Telomoyo V 2019: Primoz Gricar Juara, Peta Persaingan Pra PON Terbayang
Seperti perkiraan awal, Juara Tiga Dunia, Primoz Gricar (Jerman) berhasil menjuaraiPiala Telomoyo V 2019.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, AMBARAWA - Seperti perkiraan awal, Juara Tiga Dunia, Primoz Gricar (Jerman) berhasil menjuaraiPiala Telomoyo V 2019.
Ia mengulangi prestasi serupa yang ia raih pada Piala Telomoyo II 2015. Persaingan sengit menjegal Primoz diantara peringkat Tiga Besar Kelas Terbuka berakhir dengan antiklimaks pada Ronde V, Sabtu (21/9/2019).
Peringkat kedua sementara Hiroshi Suzuki (Jepang), mendarat daruratdi Kampoeng Rawa karena layangannya terus menurun akibat lemahnya angin. Peringkat 43 Dunia itu gagalmencapai garis akhir dan tidak mampu mengejar nilai Primoz.
Sementara pilot andalan Jawa Timur, Abdul Mustopa yang berada di peringkat ketiga hingga Ronde IV, juga tak mampu mendarat di garis akhirkawasan Desa Sraten. Dia mendarat dengan keras dan terjerembab hingga terkilir bahu kirinya.
“Tidak parah,saya masih bisa ikut Pra PON,” ujar Abdul Mustopa yang bekerja sebagai hakim Pengadilan Agama di Negara, Bali ini.
Abdul Mustopa merasakan persaingan dengan pilot lainnya di Kelas Terbuka semakin berat.
“Makin banyak yang memakailayangan tanpa Kingpost, sehingga terbangnya makin kencang. Jarak soal juga makin jauh. Perhitunganterbang harus makin jeli,” tambahnya.
Pada Ronde V (terakhir), soal ditetapkan sejauh 101,9 km, Primoz mencapai semua titik yang harusdilewati dalam soal dan memasuki radius kawasan pendaratan dalam waktu 2 jam dan 57 menit.
Sementara Hiroshi yang akhirnya keluar sebagai juara kedua Kelas Terbuka Piala Telomoyo V 2019, hanya mampu terbang sejauh 70,08 km dan Mustopa sebagai peraih medali perunggu, mencapai jarak 64,92 km.
Mustopa mengaku masih harus banyak belajar terbang lebih efisien. Primoz memperingatkannya agar tidak terburu-buru mengejar waktu tercepat, yang berakibat fisik terkuras. Yang penting mencapai semua titik dalam soal.
Kalau terbang lintas alam, harus pandai menjaga stamina, kapan harus mengebut, kapan harus ngotot mengejar termal. Termal adalah “lorong” udara panas di bawah awan yang dapat mengangkat layangan keatas, hingga mencapai ketingian cocok untuk terbang jauh.
Kelas Terbuka adalah gabungan pilot yang memakai layangan dua lapis, yakni Topless, tanpa Kingpost (tiang penyangga sayap) dan Kelas Sport (dengan Kingpost).
Sedangkan Kelas Floater adalah untuk pilot pengguna layangan satu lapis.
“Dimana Hiroshi, tolong cari tahu. Saya lihat dia terus menurun layangannya di Ungaran,” ujar Primozusai mendarat pukul15.56 WIB di Desa Sraten.