Cerita dan Filosofi Gambar Semut di Helm Si Juara Dunia Marc Marquez
Marc Marquez benar-benar menerapkan filosofi semut merah. Ada cerita menarik di balik hal tersebut.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Marc Marquez menggenapi gelar juara dunia MotoGP keenam di GP Thailand 2019.
Marc Marquez mengunci gelar juara dua tahun berurut-turut (2018 dan 2019) sebelum seri musim berakhir.
Marc Marquez tercatat lahir di Cervera, Lleida, Spanyol, pada tanggal 17 Februari 1993.
Musim 2019 dia berumur 26 tahun dan mengoleksi delapan gelar juara semua kelas, yakni kelas 125cc (2010), Moto2 (2012), dan lima gelar MotoGP pada 2013, 2014, 2016, 2017, dan 2018, atau jadi enam dengan gelar 2019.
Marc Marquez adalah juara dunia termuda sepanjang sejarah MotoGP.
Dia juga memecahkan rekor Valentino Rossi sebagai pebalap paling muda yang meraih gelar juara dunia di semua kelas.
Atas semua prestasinya tersebut, Marc Marquez kerap mendapatkan julukan Baby Alien dan juga Supermarc.
Tepatnya di bagian atas atau ubun-ubun helm Marc Marquez terdapat goresan gambar semut berkelir merah.
Baca: Marc Marquez Juara Dunia, Ini Sederet Rekor Mengagumkan Si Semut: Bikin Rossi Iri dan Cemas
Baca: Hal-Hal Menarik Saat Marc Marquez Juara Dunia Lagi: Tak Berdayanya Dovi, Quartararo Musuh Utama
Baca: Valentino Rossi Khawatir Marc Marquez Segera Samai Torehan Sembilan Gelar Juara Dunianya
Gambar itu adalah semut merah bukan laba-laba.
Si Semut, itulah sejatinya julukan Marc Marquez.
Sejak menggeluti karier balap di usia muda.
Marc Marquez benar-benar menerapkan filosofi semut merah.
Ada cerita menarik di balik hal tersebut.
Saat Marc Marquez mengawali karier balap tampil di kejuaraan nasional Spanyol, yaitu CEV di 2006 silam, bobot badan Marc Marquez lebih enteng dari bobot yang ditetapkan.
Alhasil, Marc Marquez harus diberi tambahan bobot hingga 21 kg.
Kejadian serupa berulang saat melakoni debut di kejuaraan dunia MotoGP kelas 125 cc musim 2010.
Marc Marquez harus ditambahi bobot 16 kg di motor 125 cc agar memenuhi bobot minimum.
Baca: Antisipasi Persib Agar Tak Dikerjai, Supardi Nasir: Lucu, Kami Tidak Boleh Merebut Bola
Baca: Wasit Madura United Vs Persib Dianggap Berat Sebelah, Kasatgas Antimafia Bola Bereaksi
Baca: Hal-Hal Menarik Saat Marc Marquez Juara Dunia Lagi: Tak Berdayanya Dovi, Quartararo Musuh Utama
Baca: Tiga Nama Calon Penyerang Anyar Manchester United: Darah Muda Pemain U-23
Baca: Hal-Hal Aneh pada Kecelakaan Marc Marquez Jelang MotoGP Thailand 2019
Dengan kata lain, Marc Marquez yang mungil kala itu mesti mengendalikan motor yang bobotnya dua kali lebih berat darinya.
Itu dia alasannya kenapa 'The Ant Man' Marc Marquez menjadikan Semut Merah sebagai simbol atau ikon pribadinya.
Marc Marquez mencomot filosofi semut merah yang meskipun tubuhnya mungil namun bisa memboyong benda yang bebannya 100 kali lebih berat dari bobot tubuhnya.
Selain itu juga, Marc Marquez mencomoto filosofi semut merah ini dalam kerja sama tim yang jadi ciri khas semut merah.
Sejak 2012, Marc Marquez memutuskan Semut Merah menjadi maskotnya dan terpampang di helmnya.
Baca: Marc Marquez Juara Dunia, Ini Sederet Rekor Mengagumkan Si Semut: Bikin Rossi Iri dan Cemas
Baca: Hal-Hal Menarik Saat Marc Marquez Juara Dunia Lagi: Tak Berdayanya Dovi, Quartararo Musuh Utama
Baca: Valentino Rossi Khawatir Marc Marquez Segera Samai Torehan Sembilan Gelar Juara Dunianya
Deretan Rekor Mengagumkan, Rossi? Lewat!
Marc Marquez menggenapi gelar juara dunia MotoGP keenam di GP Thailand 2019.
Marc Marquez mengunci gelar juara dua tahun berurut-turut (2018 dan 2019) sebelum seri musim berakhir.
Tahun lalu Marquez mengunci gelar di GP Jepang, tuan rumah pabrikan Honda. Tahun ini dia mengunci gelar satu seri lebih cepat di Thailand.
Persamaannya adalah keduanya sama-sama di Benua Asia.
Baca: Antisipasi Persib Agar Tak Dikerjai, Supardi Nasir: Lucu, Kami Tidak Boleh Merebut Bola
Baca: Wasit Madura United Vs Persib Dianggap Berat Sebelah, Kasatgas Antimafia Bola Bereaksi
Baca: Hal-Hal Menarik Saat Marc Marquez Juara Dunia Lagi: Tak Berdayanya Dovi, Quartararo Musuh Utama
Baca: Tiga Nama Calon Penyerang Anyar Manchester United: Darah Muda Pemain U-23
Baca: Hal-Hal Aneh pada Kecelakaan Marc Marquez Jelang MotoGP Thailand 2019
Marc Marquez tercatat lahir di Cervera, Lleida, Spanyol, pada tanggal 17 Februari 1993.
Musim 2019 dia berumur 26 tahun dan mengoleksi delapan gelar juara semua kelas, yakni kelas 125cc (2010), Moto2 (2012), dan lima gelar MotoGP pada 2013, 2014, 2016, 2017, dan 2018, atau jadi enam dengan gelar 2019.
Marc Marquez adalah juara dunia termuda sepanjang sejarah MotoGP.
Dia juga memecahkan rekor Valentino Rossi sebagai pebalap paling muda yang meraih gelar juara dunia di semua kelas.
Marc Marquez pertama kali balapan di kelas premier pada 2013.
Menggantikan posisi Casey Stoner yang pensiun di akhir musim 2012. Menjadi team mate Dani Pedrosa dengan kontrak dua tahun tiga tahun 2013-2015.
Tahun pertamanya di MotoGP, Marc Marquez langsung menjadi juara dunia.
Dia menang enam juara seri, enam kali podium kedua, dan empat kali podium ketiga.
Di tahun kedua pada 2014, Marc Marquez makin tajam.
Memenangkan 13 juara seri dan 18 seri.
Marc Marquez mengunci gelar juara di Motegi, Jepang.
Tahun selanjutnya pada 2015, Marc Marquez tidak bisa mempertahankan juara dunia.
Namun dia belajar banyak dan mengubah gaya balapnya di musim 2016. Alhasil di musim tersebut dia kembali merebut juara dunia ketiga.
Bikin Rossi Iri dan Cemas
Valentino Rossi merasa kecewa karena tidak bisa seperti Marc Marquez dalam pencapaian di masa jayanya.
Valentino Rossi melontarkan pernyataan tersebut seusai sesi konferensi pers pada balapan GP Thailand yang digelar pada hari Minggu (6/9/2019).
Valentino Rossi menilai bahwa dengan kombinasi kemampuan yang dimiliki Marquez dan kompetitifnya motor RC213V, bukan tidak mungkin pebalap Repsol Honda itu bakal mencetak rekor sejarah baru.
Baca: Hal-Hal Menarik Saat Marc Marquez Juara Dunia Lagi: Tak Berdayanya Dovi, Quartararo Musuh Utama
Baca: Hal-Hal Aneh pada Kecelakaan Marc Marquez Jelang MotoGP Thailand 2019
Baca: Antisipasi Persib Agar Tak Dikerjai, Supardi Nasir: Lucu, Kami Tidak Boleh Merebut Bola
Baca: Wasit Madura United Vs Persib Dianggap Berat Sebelah, Kasatgas Antimafia Bola Bereaksi
Baca: Tiga Nama Calon Penyerang Anyar Manchester United: Darah Muda Pemain U-23
Prestasi di atas rata-rata Valentino Rossi dan Marc Marquez memang menjadi daya tarik bagi dua sosok pebalap yang paling populer pada ajang MotoGP saat ini.
Valentino Rossi tercatat sudah mengoleksi sembilan gelar juara dunia ketika berkiprah pada ajang MotoGP selama 1997 hingga 2009.
Sementara itu, Marc Marquez yang mewakili pebalap generasi baru, sukses meraih delapan gelar juara dunia pada rentang tahun 2010 hingga 2019.
Lantaran sama-sama aktif membalap, tidak heran jika kemudian pencapaian Rossi dan Marquez terus dibanding-bandingkan. Terlebih, setelah Marquez mengunci gelar juara dunia kedelapannya pada seri balap MotoGP Thailand, Minggu (6/10/2019) kemarin.
Baca: Antisipasi Persib Agar Tak Dikerjai, Supardi Nasir: Lucu, Kami Tidak Boleh Merebut Bola
Baca: Wasit Madura United Vs Persib Dianggap Berat Sebelah, Kasatgas Antimafia Bola Bereaksi
Baca: Hal-Hal Menarik Saat Marc Marquez Juara Dunia Lagi: Tak Berdayanya Dovi, Quartararo Musuh Utama
Baca: Tiga Nama Calon Penyerang Anyar Manchester United: Darah Muda Pemain U-23
Baca: Hal-Hal Aneh pada Kecelakaan Marc Marquez Jelang MotoGP Thailand 2019
Dengan konsistensi yang ditunjukkan selama beberapa musim terakhir, Marc Marquez diprediksi bisa melampaui prestasi Rossi pada tahun-tahun mendatang.
Prediksi itu juga muncul dari mulut Valentino Rossi sendiri.
"Saya ragu Marquez akan kesulitan untuk meraih gelar kesembilan," ujarnya, dikutip BolaSport.com dari GPOne.
Pendapat itu muncul karena Valentino Rossi menilai bahwa Marc Marquez sedang berada di puncak performanya.
"Marquez mendominasi tahun ini, seperti yang saya lakukan pada masa keemasan saya," kata Rossi.
"Dia hanya membuat satu kesalahan di Austin (MotoGP Americas 2019), selain itu penampilannya hampir sempurna," imbuhnya.
Meski mengakui bahwa Marquez berpeluang untuk melampaui prestasinya, Rossi juga kecewa tidak dapat memaksimalkan kesempatan yang dimiliki pada masa kejayaannya dulu.
"Saya sedih karena saya membuang dua atau tiga gelar juara begitu saja selama karier saya," tutur Rossi melanjutkan.
"Sebenarnya, saya membuang dua gelar dan satunya lagi saya dikalahkan, intinya ada tiga. Saya khawatir dia segera menyamai prestasi saya dengan sembilan gelar," katanya.
Baca: Antisipasi Persib Agar Tak Dikerjai, Supardi Nasir: Lucu, Kami Tidak Boleh Merebut Bola
Baca: Wasit Madura United Vs Persib Dianggap Berat Sebelah, Kasatgas Antimafia Bola Bereaksi
Baca: Hal-Hal Menarik Saat Marc Marquez Juara Dunia Lagi: Tak Berdayanya Dovi, Quartararo Musuh Utama
Baca: Tiga Nama Calon Penyerang Anyar Manchester United: Darah Muda Pemain U-23
Baca: Hal-Hal Aneh pada Kecelakaan Marc Marquez Jelang MotoGP Thailand 2019
Hal-Hal Menarik dari Kemenangan Marc Marquez
Beberapa hal menarik menjadi catatan dalam balapan tersebut. Berikut beberapa catatan menarik saat balapan di MotoGP Thailand 2019 seperti dilansir BolaSport.com:
Tak Berdayanya Dovizioso
Andrea Dovizioso tak bisa memberi perlawanan berarti kepada sang juara dunia baru, Marc Marquez, pada MotoGP Thailand 2019 seri 15 MotoGP 2019, Minggu (6/10/2019).
Sebelum tim-tim tiba di Thailand, rider Ducati tersebut tahu bahwa ia satu-satunya orang yang bisa menunda kans juara Marc Marquez.
Baca: Tiga Nama Calon Penyerang Anyar Manchester United: Darah Muda Pemain U-23
Baca: Hal-Hal Aneh pada Kecelakaan Marc Marquez Jelang MotoGP Thailand 2019
Posisinya memang tak menguntungkan dengan terpaut jauh 98 poin jelang balapan di MotoGP Thailand 2019. Dalam kata lain, DesmoDovi harus tampil memesona sejak awal race weekend.
Akan tetapi, Andrea Dovizioso jauh dari maksimal pada sesi kualifikasi. Ia hanya berhasil mencatatkan waktu ketujuh tercepat pada Q2, hampir 1 detik lebih pelan dari Fabio Quartararo sang pace setter.
Rider Ducati tersebut tampak bakal mengubah peruntungan tersebut pada lap-lap awal MotoGP Thailand 2019. Tenaga motor Ducati membuatnya melaju ke barisan depan.
Pembalap asal Italia tersebut melejit tiga peringkat menjadi posisi keempat sebelum lap pertama usai.
Akan tetapi, perlawanan Dovi untuk mayoritas balapan hanya sampai di situ.
Hingga tujuh lap tersisa, dia nyaris tertinggal 10 detik dari Marc Marquez dan Fabio Quartararo di barisan terdepan.
Dovi hanya bisa bersaing dengan Alex Rins, yang berada di bawahnya di klasemen sementara Kejuaran Dunia MotoGP.
Baca: Tiga Nama Calon Penyerang Anyar Manchester United: Darah Muda Pemain U-23
Baca: Hal-Hal Aneh pada Kecelakaan Marc Marquez Jelang MotoGP Thailand 2019
Pada fase pertengahan balapan, rider asal Italia tersebut juga menyelesaikan setiap lintasannya dengan catatan mengecewakan satu detik lebih lama dari waktu Fabio Quartararo.
Marc Marquez pun menjadi juara dunia MotoGP untuk keenam kalinyua di kelas MotoGP.
Andrea Dovizioso berhasil menjadi runners up pada MotoGP Aragon sebelum ini.
Akan tetapi, ia hanya berhasil memenangi dua seri balapan sepanjang musim, yakni di MotoGP Austria dan MotoGP Qatar pada seri pembuka musim.
Ducati terakhir kali menjadi juara MotoGP adalah kala Casey Stoner membawa mereka jadi yang terbaik pada MotoGP 2007.
Gelar Keenam Marc Marquez di Kelas Utama
Adapun Marc Marquez sukses mengunci gelar juara dunia keenam pada MotoGP setelah sebelumnya start dari posisi ketiga.
Sebelumnya, Marc Marquez merebut gelar juara dunia MotoGP pada 2013, 2014, 2016, 2017, dan 2018.
Marc Marquez berhasil finis pertama setelah menyusul pemegang pole position, Fabio Quartararo (Petronas Yamaha),
Dia pun menyelesaikan balapan di urutan terdepan dengan catatan waktu 39 menit 36,223 detik, disusul rival terdekatnya yakni Fabio Quartararo (Petronas Yamaha) dan Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha).
Dengan kemenangan ini, Marquez pun kini genap mengumpulkan 325 poin. Jumlah tersebut tidak mungkin lagi terkejar oleh Dovizioso (Ducati) yang menduduki peringkat kedua klasemen MotoGP 2019.
Baca: Tiga Nama Calon Penyerang Anyar Manchester United: Darah Muda Pemain U-23
Baca: Hal-Hal Aneh pada Kecelakaan Marc Marquez Jelang MotoGP Thailand 2019
Jalannya sesi balapan MotoGP Thailand 2019
Balapan belum dimulai, Jack Miller (Pramac Racing) mengalami kendala dengan motornya dan harus mengawali balapan dari pitlane.
Marc Marquez langsung tancap gas dengan merangsek masuk untuk bertarung dengan dua rider terdepan yakni Fabio Quartararo dan Maverick Vinales.
Andrea Dovizioso yang start dari urutan ketujuh langsung tampil agresif dengan merebut posisi keempat untuk menjaga peluangnya menjegal gelar juara Marquez.
Duel sengit langsung terjadi antara Quartararo, Vinales dan Marquez di mana mereka lansgung mulai membuat gap dari para pesaingnya.
Hingga balapan memasuki putaran keempat dari total 26 putaran, Valentino Rossi masih kesulitan untuk bisa melewatai Joan Mir, sementara Andrea Dovizioso perlahan-lahan mendekati tiga pembalap terdepan.
Calon Musuh Utama Musim Depan
Balapan MotoGP Thailand 2019 meyisakan 20 putaran, Fabio Quartararo dan Marq Marquez mulai membuat jarak dengan Vinales yang berada di urutan ketiga.
Fabio Quartararo menunjukkan tanda-tanda benarnya prediksi bahwa dia lah yang bakal menjadi kompetitor utama Marc Marquez musim depan.
Diketahui, dari Valentino Rossi hingga kubu Ducati menyebut dominasi Marc Marquez bakal terusik oleh peforma Fabio Quartararo.
Buktinya, silih berganti, Marc Marquez dan Fabio Quartararo saling mencatatkan fastest lap hingga balapan memasuki putaran ketujuh.
Valentino Rossi perlahan-lahan kembali memperbaiki posisinya dengan menempati urutan keenam.
Balapan memasuki putaran ke-10, tak ada perubahan berarti di mana Quartararo masih menempati urutan pertama dengan ditempel ketat oleh Marquez.
Sedangkan, Valentino Rossi harus rela berada di uruan kedelapan setelah posisinya digusur oleh dua pembalap Suzuki yakni Alex Rins dan Joan Mir.
Pada putaran ke-13, Marquez hampir saja mengambil alih posisi Quartararo saat melaju di tikungan 5, namun pembalap berjulukan El Diablo itu masih mampu mempertahankan posisinya.
Vinales perlahan-lahan mampu menipiskan selisih waktunya dari dua pembalap tercepat sementara Dovizioso masih berkutat di urutan keempat saat balapan memasuki lap ke-14.
Alex Rins juga menunjukkan kebolehannya dengan merebut posisi Franco Morbidelli di urutan kelima saat balapan memasuki putaran ke-16, dan dia terpaut 0,8 dari Dovizioso yang berada di urutan keempat.
10 putaran terakhir, Marc Marquez semakin mendekati posisi Fabio Quartararo yang sejak awal balapan mampu mempertahankan posisinya, sementara Aleix Espargaro harus mengakhiri balapan lebih awal.
Alex Rins semakin agresif tatkala pembalap asal Spanyol itu mampu memangkas selisih waktunya dengan Dovizioso yang berada di urutan keempat menjadi 0,3 detik.
Lima putaran terakhir duel sengit terjadi di tikungan 1, saat Marquez hampir mengambil alih posisi Quartararo namun pembalap asal Prancis itu masih mampu mengamankan posisinya.
Marc Marquez kembali mengulangi usahanya untuk merebut posisi Quartararo saat balapan menyisakan dua putaran lagi dengan melancarkan serangan di tikungan 3.
The Baby Alien akhirnya berhasil mengambil alih posisi Quaratararo di tikungan 3 saat balapan memasuki putaran penghabisan.
Hingga balapan berakhir Marc Marquez mampu mengamankan posisinya dan menyegel juara dunia, diikuti Quartararo di urutan kedua dan Vinales di urutan ketiga.
Baca: Tiga Nama Calon Penyerang Anyar Manchester United: Darah Muda Pemain U-23
Baca: Hal-Hal Aneh pada Kecelakaan Marc Marquez Jelang MotoGP Thailand 2019