Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Perjalanan Karier Kevin Sanjaya: Ditolak Audisi Karena Postur Kecil Hingga Jadi Nomor Satu Dunia

postur tubuhnya menjadi alasan utama kegagalan Kevin Sanjaya pada 13 tahun lalu.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Perjalanan Karier Kevin Sanjaya: Ditolak Audisi Karena Postur Kecil Hingga Jadi Nomor Satu Dunia
Tribunnews/JEPRIMA
Pasangan ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon saat melawan pasangan Malaysia Goh Sze Fei dan Nur Izzudin pada perempat final Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (18/1/2020). Pasangan Marcus dan kevin melaju mulus ke semifinal setelah menundukkan pasangan Malaysia Goh Sze Fei/Nur Izzudin dengan skor 21-13, 23-21. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM - Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo, pernah merasakan kegagalan dalam kariernya sebelum menduduki peringkat pertama dunia bersama partnernya, Marcus Fernaldi Gideon.

Kevin Sanjaya Sukamuljo mulai mengenal bulu tangkis sejak kecil.

Ayah Kevin Sanjaya Sukamuljo, Sugiarto mengatakan bahwa bakat pemain kelahiran 2 Agustus 1995 tersebut sudah terlihat sejak menginjak usia 2,5 tahun.

"Saya hobi bermain bulu tangkis. Di belakang rumah ada lapangan bulu tangkis. Saat saya bermain dengan teman-teman, Kevin suka menonton. Terkadang hingga larut malam hingga Mamanya sering mengingatkan agar dia segera tidur," tutur Sugiarto.

Saat TK, bakat Kevin di olahraga tepok bulu ini semakin menonjol.

"Cara bermain dia sudah seperti anak yang sudah besar. Karena itu, saya mulai mencari pelatih di Jember untuk melatih Kevin," kata Sugiarto dilansir BolaSport.com.

Baca: Terungkap, Sikap Tontowi Ahmad Saat Sering Kena Semprot Liliyana Natsir di Lapangan

Baca: Mundur Seusai Berstatus Magang di Pelatnas, Tontowi Ahmad: Saya Tidak Sejelek itu Untuk Dibuang

"Saya ingin Kevin mengetahui dasar-dasar dan teknik bulu tangkis yang benar. Kevin berlatih seminggu empat kali dan kami harus bolak balik Banyuwangi-Jember selama setahun," aku Sugiarto.

Berita Rekomendasi

Akibat lelah harus menempuh perjalanan Banyuwangi-Jember, Sugiarto berinisiatif mencari pelatih yang berada dekat dengan kediamannya.

Kevin kemudian bergabung di klub PB Sari Agung, Banyuwangi hingga kelas 6 Sekolah Dasar (SD).

Pada 2006, Kevin mengikuti Audisi Umum PB Djarum, namun gagal.

Meski begitu, Kevin tidak menyerah. Dia mencoba lagi tahun berikutnya.

"Saya tambah jam latihan Kevin dari seminggu empat kali menjadi setiap hari untuk memperbaiki kualitas permainan. Akhirnya, dia lolos audisi pada 2007 saat masih berusia 11 tahun," ujar Sugiarto.

"Saya sempat ragu melepas Kevin yang masih kecil. Namun, melihat kemauan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah Kevin, saya mulai tenang. Awalnya, Kevin memilih menekuni bulu tangkis karena malas sekolah ha-ha-ha," aku Sugiarto.

Setelah tinggal di asrama PB Djarum di Kudus, Sugiarto mengaku tak pernah bertanya apakah Kevin merasa betah selama di sana.

Halaman
12
Sumber: BolaSport.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas