Sosok Kurniahu Gideon Ayah Marcus Gideon, Pebulutangkis Satu Generasi Liem Swie King - Rudi Hartono
Ayah Marcus Gideon Bukan Sosok Sembarangan, Satu Generasi Liem Swie King - Rudi Hartono, Pernah Juara Indonesia
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ayah pebulutangkis Marcus Fernaldi Gideon, Kurniahu Gideon, bukanlah sosok sembarangan.
Kurniahu adalah salah satu pebulutangkis tunggal putra Indonesia yang satu generasi dengan dua tunggal putra terbaik Indonesia, Liem Swie King dan Rudi Hartono.
Pernah Juara Indonesia
Saat berbincang dengan Tribun Network, Jumat (26/3/2021) kemarin, Kurniahu mengungkapkan serangkaian prestasi yang telah diperolehnya selama menjadi pebulutangkis profesional.
Salah satu prestasi terbesarnya yaitu menjadi pebulutangkis ranking tujuh (7) dunia kategori tunggal putra pada tahun 1981.
Baca juga: Kurniahu Gideon Sempat Kaget Marcus Fernaldi Gideon tak Bisa Lanjut di All England
"Saya pernah juara Indonesia. Final di Dutch Open tapi waktu itu kalah, terus final di Thailand Open. Di Jepang kemudian nomor (peringkat) tiga, waktu itu yang juara Rudi Hartono. Juara di Brunei, juara Merdeka Games. Itu saya juara-juara gitu lumayan. Bisa ranking 7 dunia itu kan lumayan," kenang pria berusia 62 tahun itu.
Selama karier profesionalnya, total Kurniahu telah mengikuti ajang Yonex All England sebanyak tiga kali.
Belum beruntung, Kurniahu justru menelan kekalahan beruntun dalam tiga kesempatan mengikuti ajang bulutangkis dunia paling bergengsi tersebut.
Baca juga: Saingan The Minions Semakin Berat kata Kurniahu Gideon
"Tapi tiap All England itu saya kalah terus. Tiga kali saya All England kalah terus. Jadi melalui Marcus terobati lah," tutur Kurniahu.
Seleksi Ketat
Kurniahu menceritakan, salah satu hambatan terbesarnya tiap kali mengikuti ajang Yonex All England yaitu kondisi yang sudah tidak fit.
Itu dikarenakan ada mekanisme di mana para pemain Indonesia, yang ingin berlaga di Yonex All England, harus mengikuti tahapan seleksi di dalam negeri.
Baca juga: Kurniahu Gideon: Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo Harus Konsentrasi Kembali
Seleksi dalam negeri saat itu selalu berlangsung ketat.
Para pebulutangkis Indonesia harus saling gempur dan mengerahkan performa terbaik, lantaran hanya juara satu dan dua yang akan dikirim ke Yonex All England.
"Dulu mau ke All England seleksi dulu di dalam negeri. Memang sudah capek mungkin, gempur-gempuran di interen. Kita seleksi, juara satu dan dua itu baru diberangkatkan All England," ujar pria kelahiran Surabaya tersebut.
"Kita gempur-gempuran dulu di dalam, abis itu ke All England kan sudah loyo juga. Sudah banyak tenaga terkuras (kurang fit). Semua sih kepingin juara, tapi kan lawannya itu lumayan-lumayan," sambung Kurniahu.
Kurniahu sekaligus mengungkapkan bahwa ada dua pebulutangkis yang tidak perlu mengikuti tahapan seleksi untuk bisa berlaga di Yonex All England.
Dua pebulutangkis itu tak lain Liem Swie King dan Rudi Hartono, dua tunggal putra terbaik Indonesia.
"Prioritas mungkin Rudi Hartono, Liem Swie King, itu mereka bebas seleksi (untuk berlaga di Yonex All England)," kata Kurniahu.